ILMU AGAMA DAN KEUTAMAANNYA




Ilmumerupakanbentuk kata dasardaribahasaarab yang berartipersepsiataupemahaman.Definisiilmusendiribanyakberagampendapat.DiantaranyaadalahIlmumerupakansebuahpersepsiatassesuatu yang sesuaidenganfaktakenyataan.[1]Fakta yang dimaksudadalahkesesuaianpersepsitadidenganIlmu Allah ataudengan yang tertulis di lauhmahfuz,atausesuaidenganpemahamanlogika,baik yang berdasarlewatpemikirandanpenalaranatau yang tanpapemikiransamasekalisebagaimanailmu  yang diperolehdaripenginderaanpancainderakita[2]. Persepsibahwa Allah Esaadalahilmu.Persepsitentang rasa panasketikakulitterpaparapiadalahjugailmudan lain sebagainya. Lawan dari Ilmu adalah jahlun (kebodohan) yaitu persepsi atas sesuatu yang menyalahi fakta kenyataanatau bisa disebut dengan jahlun murakab (kebodohan bertingkat). Misalnyapemahamanbahwaalamsemestainibersifatkekalabadi.Ada jugajahlunbasithyaituketidaktahuanakansesuatusamasekali.
Ilmupengetahuan yang dibentangkan Allah SWT dihadapanmahlukNyasangatlahluas ,itupunbelumadasetetesdarilautanIlmu -Nya.
Allah SWT berfirman :
وَلَوۡ أَنَّمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ مِن شَجَرَةٍ أَقۡلَٰمٞ وَٱلۡبَحۡرُ يَمُدُّهُۥ مِنۢ بَعۡدِهِۦ سَبۡعَةُ أَبۡحُرٖ مَّا نَفِدَتۡ كَلِمَٰتُ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ ٢٧
Dan seandainyapohon-pohon di bumimenjadipenadanlaut (menjaditinta), ditambahkankepadanyatujuhlaut (lagi) sesudah (kering)nya, niscayatidakakanhabis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah[1183]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagiMahaBijaksana.
(QS.Luqmaan :27)
[1183]  yangdimaksuddenganKalimat Allah ialah: ilmu-Nya danHikmat-Nya.

Imam Al MawardidalamkitabnyaAdab al Dunyawa al Dienmenjelaskanbahwaseseorangtidakmungkindapatmendalamisemuabidangilmupengetahuansecaramenyeluruh. Orang bijakditanya :Siapa yang ahlidalamsegalailmupengetahuan,iamenjawab: Semua orang.Jawaban yang jelasmenilaibahwahaltersebutadalahsuatukemustahilan. Kata seorang ulama : ’Jika kita mencari ilmu berambisi mencapai klimaksnya, maka justru  kita telah mengawali mencari ilmu dengan cara yang salah. Sebenarnya kita mencari ilmu tak lain agar secara bertahap berkurang kebodohan kita dan setiap hari bertambah ilmu kita. Orang yang ambisi  mendalami ilmu pengetahuan untuk mencapai klimaksnya  bagaikan penyelam yang berenang di tengah lautan. Ia tak akan melihat darat ataupun batas luasnya samudera’.
Allah SWT Berfirman :
وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّي وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ إِلَّا قَلِيلٗا ٨٥
Dan merekabertanyakepadamutentangroh. Katakanlah: "RohitutermasukurusanTuhan-ku, dantidaklahkamudiberipengetahuanmelainkansedikit".(QS. Al Israa’ :85)

Ilmupengetahuanpatutdigandrungisetiap orang danlebihutamauntukdituntutdandiperjuangkan.Karena orang yang berpengetahuanakanselalumenuaikemuliaandanselalubertambahkeutamaannya.
Allah SWT berfirman :
أَمَّنۡ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدٗا وَقَآئِمٗا يَحۡذَرُ ٱلۡأٓخِرَةَ وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦۗ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٩
Katakanlah: "Adakahsama orang-orang yang mengetahuidengan orang-orang yang tidakmengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapatmenerimapelajaran.(Q.S. AzZumar :9)

وَتِلۡكَٱلۡأَمۡثَٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِۖ وَمَا يَعۡقِلُهَآ إِلَّا ٱلۡعَٰلِمُونَ ٤٣
Dan perumpamaan-perumpamaanIni kami buatuntukmanusia; dantiada yang memahaminyakecuali orang-orang yang berilmu.(Q.S. Al Ankabuut :43)

Nasihat Ibnu Zubair bin Awwam kepada putranya: Carilah ilmu pengetahuan, karena jika kamu sudah berharta maka ilmu yang engkau dapat akan menjadi kendaraanmu. Tetapijikaengkautakberhartamakailmutadisudahmerupakanhartamu.
Abdul Malik bin Marwan berpesankepadaputra-putranya: Wahaianak-anakkutuntutlahilmupengetahuan.Jikaengkaudarikalanganbangsawanmakaketikabepengetahuanengkauakanungguldari yang lainnya. Jika engkau dari kalangan menengah, maka akan naik menjadi pemimpin. Dan jika engkau dari masyarakat biasa, minimal engkau akan punya kehidupan yang lebih baik. Abdullah Ibnu Al Mu’tazi seorang penyair daulat Abasiyah berkata, ‘Orang berpengetahuan akan mengerti betul apa yang namanya kebodohan sebab ia pernah mengalaminya sendiri, sedangkan orang yang bodoh tak akan pernah mengertahui apa yang namanya pengetahuan karena ia belum merasakannya sama sekali’. Oleh karenanya sifat orang yang tidak berpendidikan biasanya akan menjauhi ilmu pengetahuan dan berpaling darinya. Karena ketika seseorang itu bodoh dan tidak bisa akan sesuatu biasanya ia akan membenci sesuatu tadi.
Semua ilmu pengetahuan pada umumnya mulia karena ilmu hanya dikhususkan bagi manusia, sedangkan sifat-sifat yang lain seperti keberanian, sifat takut, kekuatan dan  kasih sayang  bisa dimiliki oleh manusia dan binatang. Selain  itu ilmu merupakan perhiasan bagi pemiliknya. Bait syair berbunyi :
تَعَلَّمْ فَاِنَّ الْعِلْمَ زَيْنٌ لاَهْلِهِ ~ وَفَضْلٌ وَعِنْوَانٌ لِكُلّ المحَاِمدِ
Ketahuilahbahwailmuadalahperhiasanbagipemiliknya _ Dan kemuliaansertatandadarisuatuamal yang terpuji

Namun demikian tujuan akhir dari suatu ilmu pengetahuan tetap menjadi penentu dari nilai keunggulan ilmu itu sendiri. Kemuliaan sesuatu yang akan dicapai melihat mulianya  hasil yang akan dicapai. Mana-manailmuyang  tujuanakhirnyalebihbaikmakalebihutamailmutersebutuntuk di pelajari. Dengan kaidah tersebut maka dipastikan ilmu agama menjadi urutan pertama untuk dipelajari. Bukan berarti Islam mendikotomikan (mengkotak-kotakkan) ilmu pengetahuan. Karena bagaimanapun semua kebaikan ilmu tidak akan tegak sama tinggi, pasti ada saling melebihi. Ketika menyadari bahwa seluruh bidang ilmu tidak mampu untuk di kaji semua, maka tentu pilihan bidang ilmu yang paling utama lebih didahulukan. Karena jika dipaksakan maka yang terjadi adalah keberhasilan yang semu. Apa mungkin  dua  benih yang berbeda ditanam dalam satu lubang? tentunya tidak, kalaupun bisa tentu masing-masing tidak akan maksimal tumbuhnya. Suatu ketika karena kecerdasan dan kemampuan menghafal setiap yang didengar, seorang dari suku fihr bernama Jamil bin Mu’ammir Al Fihry  mengaku bahwa dirinya memiliki dua hati sehingga mempunyai kekuatan berfikir  melebihi Muhammad SAW, maka turunlah ayat yang menolaknya.[3]
Allah SWT berfirman :
مَّا جَعَلَ ٱللَّهُ لِرَجُلٖ مِّن قَلۡبَيۡنِ فِي جَوۡفِهِۦۚ
Allah sekali-kali tidakmenjadikanbagiseseorangduabuahhatidalamrongganya (Q.S. Al Ahzab :4)

Definisi Ilmu Agama (fikih) menurut Imam Abu Hanifah rahimahullah adalah  cukup sederhana yaitu pengetahuan  seseorang untuk mengenali mana yang baik untuk dirinya dan mana yang buruk untuk dijauhinya. Tidak dinamakan ilmu agama kecuali untuk diamalkan. Dan pengamalannya adalah dengan meninggalkan carut-marutnya duniawi demi tujuan ukhrawi (syurga). Ilmu agama  menjadi jembatan menuju ketakwaan yang akhirnya bermuara pada kemuliaan dan keselamatan dunia akhirat.
Rasulullah SAW bersabda :
‏ ‏مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا ‏ ‏يَلْتَمِسُ ‏ ‏فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة
Barangsiapamenempuhperjalanangunamencariilmu agama makaakandimudahkanoleh Allah jalanmenujusyurga(HR. Tirmidzi.

Dengan memahami ilmu agama maka seseorang akan mendapat petunjuk. Dan sebaliknya jika tidak berpengetahuan agama maka ia akan tersesat. Hidup ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. beribadah tanpa didasari pengetahuan agama adalah sia-sia.
Rasulullah SAW bersabda :
فَضْلُ الْعِلْمِ خَيْرٌ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ
Keutamaanilmu agama adalahmelebihikeutamaanibadah yang tidakdidasariilmu agama

Ilmu dan amal ibadah diibaratkan  sebagai isi hidangan dan pinggannya. Dihadapan Rajanya para raja (Allah SWT) kelak yang akan kita persembahkan hanyalah isi pinggan tadi. Tetapi hidangan tak akan bisa dihaturkan tanpa ditata di atas pinggannya. Begitulah ilmu agama sehingga menjadi sangat penting dan melebihi segalanya. Bahkan jika disuruh menilai mana yang baik antara orang yang berilmu tetapi tidak beramal ibadah dengan orang yang beramal ibadah tetapi bodoh, maka penilaian yang tepat adalah yang pertama yang lebih baik. Imam Al Mawardi berkata, ’Sebagian orang yang memandang rendah agama ini condong memilih ilmu pengetahuan yang katanya lebih rasional dari pada ilmu agama. Mereka sangat memujanya dan mengaku bahwa pengetahuan yang dianutnya lebih modern. Mereka sebenarnya hanya merasa berat dan enggan dengan ilmu agama ini karena disangkanya  ilmu agama hanya berisi perintah dan larangan yang sangat mengekang kebebasan akal. Merekameremehkansyariat  yang dikiranyahanyaberisikepasrahanibadahdanajaran yang didiktekan.Seharusnyajikamerekapunyakecerdasanintelektualtentutidakakanberpandangansesempititu. Sebabakalsiapapuntidakakanmembenarkanjikamanusiainidibiarkanbebaslepastanpaaturanlaksanabinatangtanpatalikekangnya. Mereka akan berkutat pada pendapat akal pikiran masing-masing yang saling bertentangan. Dan yang lebih parah lagi hawa nafsu telah menjadi panutan  fanatiknya. Akhirnya yang akan terjadi hanyalah perbedaan dan pertentangan yang mendatangkan silang sengketa dan permusuhan. Oleh karenanya  agama sudah seharusnya menjadi  kebutuhan yang urgen sebagai pembimbing akal, perekat persatuan dan mengatur tatanan sosial untuk menuju pada kehidupan manusia yang beradab. Dengan sendirinya rasional nantinya akan mendukung dan mengikutinya. Jika mereka berpendapat bahwa agama harus rasional dan akal harus menjadi dasar pijakan agama, maka pendapat itu tidak sepenuhnya benar, sebab meskipun akal bisa diikuti tetapi tanpa agama sebagai pembimbingnya nafsu akan menjadi terlepas bebas, maka akibatnya adalah sesat dan menyesatkan. Dasar yang paling utama adalah mengendalikan dan mengawasi hawa nafsu kita. Tidak boleh lengah membiarkan nafsu seperti  apa adanya. Karena jika nafsu dibiarkan dan hanya bergantung  mengandalkan ilmu pengetahuan saja maka justru orang tadi telah merobek kemuliaan ilmu itu sendiri dan menghilangkan fungsi ilmu pengetahuan sebagai pengawas hawa nafsunya. Sehingga pada akhirnya ilmu pengetahuan tidak akan kuatmenanggulangi dampakakibat dari pembiaran tersebut. Sudah menjadi kenyataan bahwa keburukan disekitar kita lebih banyak dan merajalela dari pada kebaikan. Dan moral yang rendahan malah lebih masyhur dikalangan masyarakat dari pada moral kebajikan. Sedangkan pada diri insan manusia yang dasarnya ditakdirkan  punya watak dendam, iri dengki dan sifat anti keteraturan dan keindahan  akan dengan mudah berpaling dari kebaikan dan berpindah menatap kearah  keburukan. Dampak dari musibah ini yang paling besar adalah jika  sampai dilakukan oleh orang-orang yang berpredikat  pemangku ilmu agama, tergelincirnya mereka sulit untuk dimaafkan dan kekeliruannya  hampir tak  bisa ditolerir karena akibat dari kecerobohannya nyata-nyata sangat merusak dan menjerumuskan banyak orang. Seorang penyair berkata, ‘Tergelincirnya orang yang pandai agama bagai kapal yang karam, didalamnya banyak orang yang akan ikut  tenggelam’. Nabi Isa as. suatu ketika ditanya, ‘Siapakah orang yang paling besar membawa musibah? nabi Isa as menjawab, ‘ialah tergelincirnya seorang yang ‘alim. Ketika ia terperosok maka banyak orang menjadi korbannya’.             
Bukti keutamaan ilmu agama sangatlah banyak, diantaranya sebagai berikut :
Firman Allah SWT :
شَهِدَٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَأُوْلُواْ ٱلۡعِلۡمِ قَآئِمَۢا بِٱلۡقِسۡطِۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡعَزِيزُٱلۡحَكِيمُ ١٨
Allah menyatakanbahwasanyatidakadaTuhanmelainkandia (yang berhakdisembah), yang menegakkankeadilan. paramalaikatdan orang-orang yang berilmu[188] (jugamenyatakan yang demikianitu). takadaTuhanmelainkandia (yang berhakdisembah), yang Maha Perkasa lagiMahaBijaksana. (Q.S. Ali Imran :18)

[188]  ayatIniuntukmenjelaskanmartabat orang-orang berilmu.

Betapatinggimartabat orang berilmusampai-sampai Allah SWT menempatkannyapadaurutanketigasetelah Allah danMalaikat-Nya.
يَٰٓأَيُّهَاٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١
niscaya Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberiilmupengetahuanbeberapaderajat.(Q.S. Al Mujadalah :11)

Ibnu Abbas menjelaskanbahwaulama memilikiderajatkedudukan yang tinggimelebihi orang biasaberbandingtujuhratusderajat.Jarakantarderajatsatudenganlainnyaberselisihwaktulimaratustahun.
إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ٢٨
Sesungguhnya yang takutkepada Allah di antarahamba-hamba-Nya, hanyalahulama[1258].(Q.S. Al fathir :28)
 [1258]  yangdimaksuddenganulamadalamayatIniialah orang-orang yang mengetahuikebesarandankekuasaan Allah.

Hadis-HadisNabi :
مَنْ يُرِدِ الله ُبِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَيُلْهِمْهُ رُشْدَهُ
Kapan Allah menghendakikebaikankepadaseseorangmaka Allah akanmemahamkanyamasalahilmu agama danakanmemberiilhampetunjukkepadanya (HR. Bukhari Muslim danThabarani )
Makna yang tersiratdarihaditsadalahbahwakapan Allah tidakmenghendakikebaikanpadaseseorangmakaiaakandibodohkandalammasalah agama.

أَفْضَلُ النَّا سِ اَلمْؤُمِنُ اَلْعَالِمُ اَلَّذِى إِنْ اِحْتِيْجَ إِلَيْهِ نَفَعَ وَإِنْ اُسْتُغْنِيَ عَنْهُ أَغْنَى نَفْسَهُ
Paling utamanyamanusiaadalahseorangmu’min yang berpengetahuan agama. Ketika ia dibutuhkan maka ia akan bermanfaat bagi orang lain. Dan ketika tidak dibutuhkan maka ia akan memperbaiki dirinya sendiri.(HR. Baihaqi)
لَمَوْتُ قَبِيْلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ
Matinyasatukabilah (suku) masihlebihringandariwafatnyasatu orang alim. (HR.Tabarani)
مَنْ تَفَقَّهَ فِى دِيْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ كَفَاهُ الله ُتَعَالَى مَا أهَمَّهُ وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Barangsiapamaubelajarilmu agama maka Allah  akanmencukupisemuakebutuhannyadanmembeberirizkidaritempat yang tidakdisangka-sangka.(HR. Al Khatib) 
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلىِ عَلَى أَدْنَى رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابىِ
Kelebihanseorangalimdibandingahliibadah yang tidakalimsamasepertikeutamaankumelebihilaki-lakiterendahdiantarasahabatku.(HR.Tirmidzi)

Inilah ketinggian ilmu agama  hingga disejajarkan  dengan derajat kenabian. Sedangkan amal ibadah yang tanpa ilmu  menjadi berkurang nilainya.Sebab  suatu ibadah belum dinamakan ibadah jika tidak dilandasi pengetahuan. Namun demikian, mencari ilmu pengetahuan tersebut jika tidak dilandasi niat yang benar akan kehilangan ruhnya. Pada akhirnya ilmu hanya akan menjadi pemuas nafsu dan ambisi yang jauh dari tujuan hakikinya.  Rasulullah SAW bersabda :
 مَنِ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللَّهِ إِلا بُعْدًا
“ Barang siapa bertambah ilmunya namun  tidak bertambah amal baiknya, maka tidak akan bertambah kecuali jauh dari Tuhannya”.
Ilmu tidak hanya melulu untuk kebaikan duniawi, namun juga diharapkan berpotensi membawa kabaikan ukhrawi.
            Tujuan mencari ilmu menurut Imam al Ghazali adalah untuk mencari hidayah (petunjuk Allah) yang berupa mengharap ridla Nya, memerangi kebodohan, mensyukuri nikmat akal dan lebih penting lagi menjaga eksistensi agama Islam dengan ilmu,  bukan niat untuk penampilan ataupun mencari popularitas.
Selain menata niat tak kalah pentingnya adalah mengamalkan ilmu itu sendiri, sebab buah dari ilmu agama adalah mengamalkannya. Oleh karenanya jika diri kita enggan dan malas mengamalkan ajaran agama, tak dapat dipungkiri bahwa pendorong mencari ilmu itu sendiri adalah nafsu dan bisikan syetan yang telah berhasil memprovokasi kita untuk mencari ilmu dengan menghembuskan bisikan akan keutamaan-keutamaan ilmu dan ulama’nya saja, namun di sisi lain syetan menyembunyikan atau melenakan kita dari mengingat ancaman bagi orang yang tahu agama tapi tidak mengamalkannya, seperti sabda nabi SAW :
اَشَدُّ النَّاسِ عَذَاباً يَوْمَ الْقِياَمَةِ عاَلِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللهُ بِعِلْمِهِ (رواه الطبراني وعبدالله بن عدي والبيهقي)
Orang yang paling pedihsiksanyabesok di akhiratadalah orang yang tahu agama tetapitidakmaumengamalkannya( HR. Tabrani, Abdullah bin ‘AdiydanBaihaqi)
Akhirdaritulisaninisemogakitasenantiasadiberipetunjukdanbimbingan Allah dalammencariilmudanmengamalkannyaserayaberdo’asebagaimanado’anyaRasulullahSAW :
اَلَّلهُمَّإِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِن عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَقَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَعَمَلٍ لَا يُرْفَعُ وَدُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ
“Ya Allah akuberlindungkepadaEngkaudariilmu yang tidakdiamalkan, hati yang tidakkhusyuk, amalibadah yang tidakditerimadando’a yang tidakdikabulkan”.

                                                                        Temanggung, 9 Dzulhijjah 1437
                                                                                                11 September 2016
                                                                                   

                                                                                                Muhammad Syakur AH.



[1]Kitab Al Waraqat –Jalaluddin al Mahalli  Imam-hal :5
[2]Nafahaat ‘alasyarhilWaraqaat-Ahmad bin Abdullatief- hal. 24.
[3]TafsirQurthubi : Tafsirsurat Al Ahzab :4

Posting Komentar

0 Komentar