Belajar Dalam Jaringan, Bagaimana Nasib Pendidikan Karakter?


Merambahnya pandemi COVID-19 membuat pendidikan di Indonesia mulai beralih menggunakan sistem daring (online) dengan menggunakan gadget sehingga sebagian orang tua bekerja keras untuk membelikan perangkat tersebut agar anak mereka bisa mengikuti kegiatan belajar dari rumah.


Sejak masa pandemi ini pendidikan karakter pada anak di sekolah semakin minim karena anak belajar dari rumah sehingga sulit bagi setiap guru menilai setiap karakter pada anak. Akan tetapi pendidikan karakter pada anak sangatlah dibutuhkan karena dari pendidikan karakter bisa menjadikan anak lebih mengerti dan berakhlak yang lebih baik. 


Pendidikan karakter bahkan memiliki keistimewaan tersendiri sebab di zaman sekarang ini sebagian orang bukan hanya melihat betapa tinggi pendidikannya ataupun gelar yang sudah diraih dan melekat pada dirinya, melainkan juga terhadap karakter atau kepribadian yang dimiliki oleh setiap orang. 


Pentingnya membentuk karakter peserta didik melalui pendidikan karakter yang merupakan suatu upaya untuk kembali membangkitkan serta membekali peserta didik agar memiliki karakter yang baik dengan cara menumbuhkan keterampilan gerakan literasi yang tinggi, mampu memiliki kemampuan dalam berfikir kritis dan aktif, kreatif walaupun harus belajar di rumah. 


Pendidikan karakter juga merupakan bentuk kegiatan seseorang yang di dalamnya terdapat suatu kegitan, yang terdidik untuk suatu generasi kedepannya. Dan tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju pada arah hidup yang lebih baik.




Saat ini proses pendidikan yang berlangsung di sekolah masih banyak yang lebih mengutamakan dan mementingkan aspek dari segi kognitifnya daripada segi psikomotoriknya dan banyak sejumlah guru dari hampir di setiap sekolah yang hanya memberikan pengajaran dengan asal-asalan dalam mengajar supaya mereka terlihat telah memenuhi tugasnya sebagai seorang guru dan dijadikan sebagai bentuk formalitas saja tanpa mampu memberikan atau memperkenalkan serta mengajarkan kepada siswanya mengenai bagaimana beretika yang baik yang harus telah harus ditanamkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ini. Apalagi proses pendidikan saat ini dalam masa pandemi sangat mudah untuk setiap guru hanya memberikan tugas pada siswa tidak mengajarkan pada siswa tentang pendidikan karakter yang baik dan benar. 


Adapun stategi pendidikan karakter pada siswa dalam masa pandemi adalah diajarkan,dibiasakan, dilatih konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi karakter, dan menjadi budaya, menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap interaksi, menumbuhkan rasa percaya diri, dan rasa toleransi  pada siswa itu sendiri. Nilai Karakter yang dapat diciptakan saat pembelajaran di rumah adalah nilai kemandirian, gotong royong, dan kreativitas. Selama masa pandemi ini, semua pihak di sektor pendidikan harus keluar dari zona nyaman untuk berinovasi menciptakan kreativitas, harus melakukan adaptasi yang lebih dengan penggunaan teknologi, serta harus menyadari peranan penting teknologi dalam mendukung pembelajaran.


Namun terdapat perbedaan-perbedaan pendapat tentang pendekatan dan model pendidikannya. Pendekatan atau metode yang harus dilakukan pada kondisi saat ini harus disesuaikan dengan anjuran pembelajaran secara daring. Ada beberapa metode pembelajaran bermuatan karakter yang dapat digunakan secara daring antara lain: Active Learning Bermuatan Karakter, Contextual Teaching and Learning (CTL) Bermuatan Karakter, Strategi Pembelajaran Inkuiri Bermuatan Karakter, Pembalajaran Berbasis Masalah Bermuatan Karakter, PAKEM Bermuatan Karakter, Strategi Pembelajaran Inovatif Bermuatan Karakter, Strategi Pembelajaran Afektif Bermuatan Karakter, dan Quantum Learning Bermuatan Karakter.


Dan bagaimana peran guru dalam peningkatan pendidikan karakter siswa dalam masa pandemi yaitu peran guru yang masih bisa melakukan  pembelajaran dari rumah dengan menyiapkan materi pembelajaran,mengajarkan dan mengevaluasi pembelajaran apakah sudah sesuai. Penting bagi guru untuk meningkatkan kreativitas untuk pembelajaran di rumah agar tidak terlalu bosan. Peran guru saat ini yang sudah digantikan orang tua adalah membimbing keteraturan dan kedisiplinan ketika proses belajar, lalu juga memotivasi anak dalam belajar dan menjadi fasilitator yang baik bagi anak dalam belajar. Dan dari pihak sekolah memberikan informasi tentang nilai-nilai  karakter yang akan ditanamkan , dari situ orang tua dapat diajak berkomunikasi. Belajar dari pandemi, guru orangtua dan masyarakat harus bersinergi gotong royong membangun pendidikan.


Di dalam Al Qur’an menjelaskan banyak tentang pendidikan karakter salah satunya seperti (Q.S. Al-Baqarah [2]: 83) yang artinya “ Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 83). 


Ayat di atas terkait dengan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, dan orang miskin. Ayat di atas juga memerintahkan untuk senantiasa berkata baik saat berkomunikasi dengan manusia. Yang mana dari arti ayat di atas menerangkan begitu pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini dan peran orang tua di rumah sangat dibutuhkan untuk memenuhi pendidikan karakter anak itu sendiri.


Dan pendidikan karakter saat ini  bahwa orang tua siswa  tidak dapat sepenuhnya melakukan pendidikan karakter terhadap anaknya tanpa bantuan guru. Para orang tua yakin bahwa guru sangat membantu mereka dalam membentuk dan membangun karakter anak-anaknya. Mereka merasa bahwa keberadaan guru dalam membangun karakter anak-anak sangat dibutuhkan. Walaupun pendidikan karakter anak yang pertama orang tua akan tetapi tanpa adanya peran serta guru maka orang tua  tidak dapat secara maksimal membentuk dan membangun karakter anak - anak mereka.



-ditulis oleh Irma Nadzirotul Mu’awanah

Mahasiswi Prodi PAI  STAINU Temanggung

Posting Komentar

0 Komentar