Metode "Situasi Nyata" dalam Menanamkan Pendidikan Agama dan Moral Anak Usia Dini



Anak adalah generasi penerus keluarga dan bangsa, perlu mendapat pendidikan yang baik sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, sehingga akan tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadiian yang baik dan memiliki berbagai macam kemampuan dan keterampilan yang bermanfaat. Oleh karena itu penting bagi keluarga, lembaga-lembaga pendidikan berperan dan bertanggung jawab dalam memberikan berbagai macam stimulasi dan bimbingan yang tepat sehingga akan tercipta generasi penerus bangsa yang berilmu,beriman dan bertaqwa.

Pentingnya Pendidikan nilai agama dan moral bagi anak usia dini dalam hal ini tentu orang tualah yang paling bertanggung jawab, karena pendidikan yang utama dan pertama adalah pendidikan dalam keluarga. Keluarga tidak hanya sekedar berfungsi sebagai persekutuan sosial, tetapi juga merupakan lembaga pendidikan. oleh sebab itu kedua orang tua bahkan semua orang dewasa   berkewajiban membantu, merawat, membimbing dan mengarahkan anak-anak yang belum dewasa di lingkungannya dalam pertumbuhan dan perkembangan mencapai kedewasaan masing-masing dan dapat membentuk kepribadian, karena pada masa usia dini adalah masa peletakan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, moral dan agama.

Peran orang tua juga sangat berpengaruh bagi tingkat keimanan anak, melalui bimbingan orang tua anak dapat dibimbing untuk mengenal siapa itu Tuhan, sifat-sifat Tuhan, bagaimana kewajiban manusia terhadap Tuhan.

Perkembangan nilai-nilai moral dan agama adalah kemampuan anak untuk bersikap dan bertingah laku. Islam telah mengajarkan nilai-nilai positif yang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini menyebabkan perlunya pengembangan pembelajaran terkait nilai nilai moral dan agama. 

Penanaman Nilai agama dan moral pada anak usia dini akan  lebih bermakna apabila pendidik maupun orang tua berusaha menghadirkan situasi nyata dalam bentuk kegiatan sehari-hari baik dirumah maupun disekolah.

Penanaman nilai agama dirumah dapat dilakukan dengan Kegiatan sholat berjama'ah bersama anggota keluarga dirumah hal ini dapat melatih anak ntuk lebih dekat kepada sang pencipta,menanamkan nilai sosial pada anak dengan membiasakan anak agar saling menyayangi antar anggota keluarga,mengajarkan anak agar mereka suka bersikap lemah lembut,membiasakan anak agar jangan suka berdusta,mengajak anak agar gemar bersedekah dengan mengajaknya bersedekah kepada tetangga yang membutuhkan atau mengajaknya kemasjid pada hari Jumat dan bersedekah dengan memasukan beberapa uang  kedalam kotak amal,hal ini akan menjadi kebiasaan yg tertanam dalam diri anak.

Pada lembaga pendidikan Nilai nilai  moral dan agama dapat ditanamkan melalui pembiasaan. Salah satu perilaku yang ditanamkan adalah berdo’a sebelum dan setelah melakukan kegiatan sehari-hari. Berdoa sebelum makan, setelah makan dan do’a-do’a lain yang disertakan artinya, sehingga anak hafal apa yang diucapkan dan tahu maksud ucapannya. Beberapa do’a tersebut secara rutin dibiasakan pada anak dengan cara anak diminta mengucapkan do’a-do’a tersebut dengan suara yang lembut dan khusyu.

Proses pembelajaran tersebut ditanamkan secara terus menerus melalui pembiasaan anak secara langsung ketika akan melakukan suatu kegiatan. Diharapkan bacaan do’a tersebut akan semakin ”menginternal” dalam diri anak dan akan membawa pengaruh dalam perilaku anak sehari-hari.

 Berikut adalah beberapa metode penting bagi pengembangan nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini antara lain adalah;  (i) bercerita (ii) bernyanyi (iii) bersyair (iv) karyawisata (v) pembiasaan (vi) bermain (vii) outbond (viii)bermain peran (ix) diskusi dan (x) keteladanan. Temuan tersebut telah dibahas dengan berbagai konsep dan temuan-temuan sebelumnya. 

Belajar dilakukan sambil bermain. Belajar melalui bermain dapat memberi kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Bermain juga dapat membantu anak mengenal dirinya sendiri, dengan siapa ia hidup, dan dilingkungan mana ia hidup. Bermain merupakan sarana belajar, muncul dari dalam diri anak, bebas dan terbebas dari aturan yang mengikat, aktivitas nyata, berfokus pada proses dari pada hasil, harus didominasi oleh pemain, serta melibatkan peran aktif dari pemain.

Penjabaran kompetensi pendidikan moral dan nilai-nilai agama, sebagaimana dijabarkan oleh kurikulum pendidikan anak usia dini menunjukkan bahwa pendidikan moral dan nilai-nilai agama ditanamkan tidak hanya dalam kegiatan ibadah agama yang sifatnya rutinitas tetapi melalui secara luas dalam berbagai aktifitas anak dalam kehidupan sehari-hari, mencakup bagaimana penanaman kasih sayang dengan sesama, tanggung jawab, sopan santun, kebersihan dan kerapian dan ketertiban dalam aturan. Dengan demikian banyak cara, waktu dan kegiatan yang dapat digunakan untuk menanamkan moral dan nilai-nilai agama dalam aktifitas keseharian anak yang sebagian besar waktunya digunakan untuk berinteraksi dengan teman dan lingkungan sekitarnya.

Dengan menanamkan dan mengajarkan pendidikan agama pada anak usia dini di masa emas saat banyak nya pengetahuan diserap, memungkinkan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak akan keagamaan bertambah. Jika yang diajarkan ialah pendidikan akan keagamaan seperti aqidah, maka pemahaman yang benar akan aqidah tersebut dapat menjadi sumber dasar perilaku karakter setiap anak. Benih yang baik pada setiap anak akan berimbas pada kepribadian bangsa. Tingginya karakter masyarakat sebuah bangsa akan membawanya kepada sebuah peradaban dan kemajuan serta kedamaian. Jika karakteristik/akhlak masyarakatnya rendah maka suatu bangsa tidak mampu mengembangkan diri ke arah kemajuan dan peradaban yang baik dan disegani. Bahkan rendahnya akhlak dan rusaknya karakter individu dalam masyarakat berpotensi menyebabkan musnahnya suatu bangsa

Untuk mengukur keberhasilan pendidikan karakter adalah dengan melihat sejauh mana aksi dan perbuatan seseorang dapat melahirkan dan mendatangkan manfaat bagi dirinya dan juga bagi orang lain. Sebagaimana hadis Nabi SAW “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan bermanfaat bagi orang lain”. Ketika seseorang mampu mendatangkan manfaat berarti dia sudah memiliki karakter muslim yang ideal sesuai dengan tuntutan Islam. Kelompok yang berpotensi besar untuk dapat menebarkan kebaikan dan manfaat untuk orang lain adalah mereka orang-orang yang beriman dan bertaqwa.


-ditulis oleh Nanik Dwiyanti, Mahasiswi Prodi PIAUD STAINU Temanggung

Posting Komentar

0 Komentar