Oleh: Suci Salmiyatun, mahasiswi STAINU Temanggung
Pendidikan Karakter adalah usaha sadar untuk membantu
manusia memahami, peduli tentang, dan melaksanakan nilai-nilai etika inti. Juga
untuk mewuudkan kebaikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif,
bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat
secara keseluruhan (Thomas Lichona dalam bukunya “Character Matters”).
Pendidikan karakter sejatinya telah dilaksanakan sejak
anak usia dini. Para orang tua mengajarkan kepada anak-anak mereka yang masih
bayi berbagai macam etika yang berlaku di masyarakat agar anak mereka memiliki
karakter yang baik. Sebagai contoh seorang ibu akan mengajarkan kepada anaknya
yang masih balita untuk makan menggunakan tangan kanan, menengadahkan tangan
saat meminta sesuatu, menutup mulut saat bersin dan lain sebagainya.hal
tersebut dilakukan demi membentuk kepribadian anak yang baik dan sesuai dengan
nilai-nilai yang berlaku di lingkunganya.
Karena pentingnya pendidikan karakter maka setiap
lembaga pendidikan memasukkan unsur pendidikan karakter dalam muatan
pembelajaran, tidak terkecuali Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam lembaga
PAUD pendidikan karakter tercakup dalam enam aspek pendidikan anak usia dini,
yaitu : Aspek Nilai Agama & moral, Aspek Fisik Motorik, Aspek Kognitif,
Aspek Bahasa, Aspek Sosial Emosional, dan Aspek Seni. Dari keenam aspek tersebut
anak usia dini mendapatkan pengetahuan tentang karakter melalui bermain sesuai
dengan identitas Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.
Pada setiap Lembaga PAUD biasanya memiliki ciri khas
tersendiri dalam mengajarkan pendidikan karakter seperti halnya Lembaga Kelompok
Bermain Islam Terpadu Rifaiyah (KBIT Rifaiyah) yang menggunakan Asmaul Husna
sebagai ciri khas pendidikan karakternya. Dengan tujuan lulusan dari lembaga
tersebut memiliki karakter-karakter seperti dalam Asmaul Husna.
Dalam Pendidikan AUD ada yang disebut sebagai materi
pembiasaan dan materi inti, untuk pembiasaan karakter maka Lembaga KBIT
Rifaiyah memasukkan Asmaul Husna sebagai materi pembiasaan. Dengan praktik
pembacaan Asmaul Husna secara bersamaan sebelum memulai kegiatan dan pemberian
nama kelompok belajar sesuai dengan Asmaul Husna.
Untuk memasukkan pendidikan karakter yag sesuai denga
Asmaul Husna pada materi inti maka guru akan membuat RPPH yang mencakup
pendidikan karakter berhaluan Asmaul Husna. Sebagai contoh kegiatan
pembelajaran Tema Diriku Subtema Aku Ciptaan Allah guru bisa memasukkan
kegiatan diantaranya :
1. Mensyukuri
nikmat Allah dengan karakter Asmaul Husna Ar-Rozak (Maha Memberi Rizki),
karakter ini dimasukkan untuk mengajarkan anak bersyukur atas nikmat yang telah
diberikan Allah.
2. Merawat
anggota tubuh dengan karakter Asmaul Husna Al-Hafidz (Maha Memelihara),
karakter ini dimasukkan untuk mengajarkan anak sikap memelihara, menjaga dan
merawat apa yang telah diberi oleh Allah.
3. Menyebutkan
fungsi anggota tubuh dengan karakter asmaul husna An-Nafi’ (Maha memberi
manfaat). Karakter An-Nafi’ dimasukkan untuk mengajarkan anak bersyukur atas
nikmat Allah karena telah menciptakan anggota tubuh yang memiliki banyak
manfaat.
Selain materi kegiatan diatas guru juga bisa
mengembangkan kegiatan main yang mencerminkan sikap Asmaul Husna lainya tanpa
meninggalkan karakter Pendidikan AUD. Sebagai contoh :
1. Permainan
Puzzle anggota tubuh guru bisa mengenalkan karakter asmaul husna Al-Baari’
(Maha Pembuat).
2. Permainan
Maze anggota tubuh guru bisa mengenalkan karakter asmaul husna Al-Hadi (Maha
Memberi Petunjuk)
3. Permainan
kata berantai guru bisa mengenalkan karakter asmaul husna As-Samii’ (Maha
Mendengar)
4. Permainan
mewarnai guru bisa mengenalkan karakter asmaul husna Al-Alim (Maha Mengetahui).
Dari beberapa contoh kegiatan diatas dapat dilihat
bahwa Pendidikan karakter anak usia dini tersampaikan melalui kegiatan bermain,
karena sesuai fitrahnya bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Maka sudah
menjadi kewajiban bagi setiap Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini untuk
memberikan kegiatan main yang seluas-luasnya. Dari contoh diatas juga dapat
dilihat bahwa anak mengenal asmaul husna melalui cara yang asyik tanpa paksaan
sehingga dapat dicapai tujuan akhir pendidikan karakter dari lembaga tersebut
yaitu anak yang berkarakter asmaul husna.
0 Komentar