Oleh: Bahrul Ulum, mahasiswa STAINU Temanggung
Sumber gambar: https://twitter.com/nksthi
Dengan
pendekatan yang tepat, kalian dapat menciptakan hubungan bertetangga yang lebih
ramah. Tetangga yang sering membuat keributan atau memiliki kepribadian yang
menyebalkan dapat mengganggu kenyamanan tinggal.Bagi yang rumahnya kontrakan
paling-paling mencoba bersabar hingga masa kontrak berakhir, kemudian mencari
tempat tinggal baru untuk terhindar dari tetangga yang bermasalah tersebut.
Namun, bagaimana dengan yang penghuni yang tinggal untuk jangka waktu yang lama alias permanen? Dengan pendekatan yang tepat, kalian dapat menciptakan hubungan bertetangga yang lebih ramah dan positif. Barangkali, tetangga yang awalnya menyebalkan justru dapat menjadi teman yang menyenangkan.
Pertama, refleksi diri. Mungkin saja si tetangga juga merasa
terusik.
Sangat mudah bagi orang untuk menyalahkan orang lain atas ketidaknyamanan
yang dirasakan. Terkadang, mereka sendiri lupa bahwa keberadaan atau perilaku
mereka mungkin juga mengusik orang lain.
Sebelum mengeluh ke tetangga atau ketua RT, coba bercermin
dulu dan pastikan bahwa bukan kalian sumber masalah atau ketidaknyamanan di
lingkungan bertetangga tersebut. Tanyakan pada diri Anda:
- * Apakah saya
menciptakan keributan karena volume TV yang terlalu kencang?
- * Apakah si
tetangga menjadi tidak ramah akibat anjing peliharaan saya yang suka
berkeliaran?
- * dsb.
Setelah
memastikan bahwa bukan Anda penyebabnya, barulah komunikasikan secara baik-baik
kepada si tetangga apa yang mengganggu selama ini. Tetangga yang sering
membuat keributan atau memiliki kepribadian yang menyebalkan dapat mengganggu
kenyamanan tinggal.
Bagi yang
rumahnya kontrakan paling-paling mencoba bersabar hingga masa kontrak berakhir,
kemudian mencari tempat tinggal baru untuk terhindar dari tetangga yang
bermasalah tersebut.
Namun,
bagaimana dengan yang penghuni yang tinggal untuk jangka waktu yang lama alias
permanen? Dengan pendekatan yang tepat, kalian dapat menciptakan hubungan
bertetangga yang lebih ramah dan positif. Barangkali, tetangga yang awalnya
menyebalkan justru dapat menjadi teman yang menyenangkan.
Kedua, berpikir
positif tentang si tetangga sebelum “menghakimi”
Seberapa
kesal diri kalian, jangan langsung melabrak tetangga yang mengusik. Taruh
posisi kalian di tempat mereka. Bisa jadi si tetangga tidak bermaksud membuat
keributan atau bahkan tidak sadar ia telah menjadi sumber masalah di lingkungan
tempat tinggal kalian.
Komunikasikan
dengan baik-baik dan sopan. Hindari nada menuduh atau menyalahkan karena
beresiko memicu konflik. Perkenalkan diri, sapa dengan ramah, dan bila perlu
ajak untuk minum kopi bersama.
Ketiga, bangun hubungan baik dengan tetangga
Saat kalian
membangun hubungan yang baik dengan si tetangga, maka akan lebih mudah untuk
menyampaikan hal-hal yang mengusik selama ini.
Lalu,
perlakukan tetangga seperti kalian ingin diperlakukan. Beritahu tetangga
terlebih dulu jika kalian akan kedatangan tamu untuk acara makan malam dan
mungkin akan membuat sedikit keributan. Atau saat ingin melakukan renovasi
rumah, informasikan tetangga agar mereka dapat memaklumi.
Keempat, skenario terburuk, dokumentasi bukti permasalahan
Sebisa
mungkin, selesaikan permasalahan kehidupan bertetangga kalian secara musyawarah
dan kekeluargaan. Namun, kadangkala pihak ketiga harus dilibatkan untuk
skenario terburuk.
Jika setelah komunikasikan
secara baik-baik si tetangga tetap tidak peduli dan malahan semakin menjadi,
mungkin kalian perlu melaporkan kepada pihak yang kompeten, seperti ketua RT
setempat. Sebagai materi pelaporan, tentu membutuhkan bukti, seperti catatan
kapan dan jam berapa, foto bila ada, atau lainnya.
0 Komentar