Modernisasi Linguistik dengan Fiqh Islamiy

 Modernisasi Linguistik dengan Fiqh Islamiy

 Oleh Ahmad Aji Pangestu
Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung



Setiap individu pasti memiliki kepribadian baik kepribadian diri sendiri  maupun antar sesama dan masyarakat. Banyak efek dari interaksi diri baik dari teman, keluarga maupun kenalan. Bagaimana tidak? Karena interaksi selalu menciptakan kepribadian yang beragam bilamana dipandang sebagian individu. Dengan hal inilah, terutama di bidang komunikasi, menjadi tugas semuanya sebagai umat beragama agar selalu menjaga kepribadian masing-masing, terutama di bidang linguistik.

Linguistik di sini merupakan pola tutur kata setiap individu yang dilakukan setiap hari dalam kehidupan. Hal ini sangat mendominasi akan nilai moral dan kepribadian setiap individu. Tak sedikit juga individu merasa kekurangan intelektual dalam mengatur tutur kata dalam kepribadiannya, bahkan ada juga yang merasa tidak mampu mengatur segi linguistik di kehidupan sehari-hari, apalagi pada masa sekarang di bulan Ramadhan, sangat ternilai apabila individu tidak memakai pola tutur kata yang baik dalam berkomunikasi antar sesama.

Umat Islam dalam berakhlaq sudah dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad saw. yang menjadi panutannya baik di dunia sampai di akhirat. Nabi Muhammad memberikan contoh bahwasanya dalam melakukan sesuatu baik kegiatan agama maupun kegiatan sosial masyarakat. Banyak hal bisa dilakukan agar setiap individu muslimin dapat menjadi orang teladan sebagai umat islam yang baik, yaitu dengan mengikuti sunah sunah Rasulullah, mengikuti aturan-aturan yang ada di agama Islam, serta bersikukuh menjaga iman dan taqwa kepada Allah swt. Ini menjadi bekal kepada kita semua bahwasanya umat Islam adalah umat teladan yang bisa menjadi contoh kepada umat agama lainnya.

Kunci dari kesuksesan dalam berakhlaq adalah penilaian dari masyarakat. Apabila masyarakat masih merasa ragu akan kebaikan individu, maka penilaian terhadap akhlaq tersebut belum mencapai kesuksesan teladan, akan tetapi bilamana pandangan masyarakat sudah merujuk kepada peningkatan kualitas iman taqwa dan sikap kepribadian terhadap individu, maka sudah pantas apabila individu tersebut dicap sebagai insan qurani dan teladan bagi umat Islam sekitar.

Pada era millenial ini, tidak sedikit pada tokoh masyarakat mengeluhkan bahwasanya banyak pemuda pemudi di lingkungannya, nilai moral semakin turun. Entah karena apa moralitas pemuda semakin memprihatinkan, akan tetapi melalui tata krama dalam mengucapkan sesuatu inilah yang sangat mengecap bahwa kepribadian orang tersebut terbilang memprihatinkan. Tak hanya sikap tutur saja yang menurun, tapi sopan santun, adab terhadap orang tua, Unggah Ungguh yang semakin luntur dan masih banyak hal lainnya.

Ilmu bahasa atau linguistik ini sangat berperan penting dalam kepribadian setiap individu. Dalam masyarakat Jawa, Ilmu Bahasa sejak dini sudah diterapkan, seperti apabila bertemu dengan bapak ibu, menggunakan bahasa Jawa Krama dan apabila bapak ibu memberi amanat kepada anak nya dengan bahasa Jawa Ngoko Alus. Contoh lagi ketika bertemu orang yang lebih tua, dalam adat Jawa mengucapkan kata Nuwun Sewu sembari menundukkan kepala dan masih banyak lagi hal serupa dalam tata krama Jawa.

Zaman sekarang hal ini sudah hampir hilang di kehidupan sehari-hari, dikarenakan arahan dari orang tua atau kepekaan moral anak sudah tidak tinggi lagi. Sebagian ada orang tua memberikan contoh tata krama yang baik, baik secara lisan maupun perbuatan, akan tetapi sang anak tidak menganggapnya pelajaran berharga baginya. Tak sedikit juga anak yang sangat memiliki kompeten dapat bertata krama dengan baik, akan tetapi orang tua tidak memberikan arahan bagaimana dalam menjalani kehidupan sehari-hari harus memiliki nilai moral yang baik.

Dengan banyak problematika zaman modern ini, Agama berperan penting dalam mencetak generasi yang Akhlaqul Karimah dan menjadi patokan akan kesholihan sang anak. Melalui pendidikan Fikih Islamy ini, anak bisa belajar baik bidang kepribadian seperti ilmu ibadah maupun ilmu sosial. Ilmu sosial di sini menyorot pada kemampuan berkomunikasi serta interaksi dengan nilai moral yang tinggi, karena tak sedikit juga, anak memiliki kemampuan intelektual kognitif yang tinggi tapi tidak memiliki kemampuan sosial yang baik, begitu pula sebaliknya. Bahkan orang tua sangat memikirkan hal ini apabila anak yang dimilikinya memiliki kemampuan yang berbeda antara kecerdasan intelektual dan moral.

Pengenalan nilai moral pada zaman millenial ini harus disusun secara modernisasi karena apabila individu menerima pendidikan moral secara salafiyah atau klasik, bisa diprediksi anak akan merasa bosan dan tidak mengimplementasikan dari arahan pendidikan moral tersebut. Pengenalan nilai moral bisa dilaksanakan baik di sekolah, di madrasah maupun di keluarga setiap hari. Dengan dibiasakan melakukan hal moralitas di lingkungan sekitar, diharapkan individu mencetak dalam dirinya berupa nilai moral yang intelijen dan berkualitas.

Kenapa nilai moral lebih utama dibanding nilai kognitif? Karena sorotan masyarakat adalah moral dari suatu individu. Apabila moralnya baik, otomatis kognitif mengikuti, dan yang paling dominan dalam mengecap kemoralan individu adalah Linguistiknya alias Tata Bahasa yang dilakukan sehari-hari dalam berkomunikasi. Melalui pendidikan Fikih Islamy yang diterapkan di rumah, sekolah maupun madrasah ini, kemungkinan besar individu akan dapat meningkatkan kualitas moral terutama di bidang tutur kata bahasa sehari-hari. Pendidikan Fikih Islamy ini dikonsep modern sedemikian rupa agar individu dapat memahami secara rinci dalam mengelola linguistik yang dimilikinya.

Contoh dari konsep modern fikih Islamy ini seperti mengajarkan kepada anak untuk berbakti kepada orang tua melalui mengucap salam setiap masuk rumah dan berkomunikasi secara halus dengan memakai Jawa Krama Inggil agar kemampuan moralitas anak dapat mencapai tingkat teladan. Banyak contoh lain yang dikonsep modern seperti ketika sms ke orang tua tidak menggunakan singkatan, menelpon dengan orang lain dengan bahasa yang baik tidak menggunakan bahasa hewan dan lain sebagainya.



Posting Komentar

0 Komentar