Oleh Rizki Nur Nabilla, mahasiswi prodi PIAUD INISNU Temanggung
Pusat Bahasa Dikmas (2008) Pengertian Karakter adalah bawaan dari hati, jiwa, budi pekerti, kepribadian, sifat, tabiat, personalitas, temperamen, dan watak. Berkarakter bisa pula ditafsirkan sebagai kepribadian, bersifat, berperilaku, berwatak, dan bertabiat.
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.
Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Lingkungan keluarga menjadi faktor penting dalam menanamkan pendidikan karakter anak, diluar faktor pendidikan di sekolah serta lingkungan sosial. Lingkungan keluarga ini, bisa dimulai dari situasi dalam keluarga dan pola pendidikan yang dilakukan.
Jika pola pendidikan karakter di dalam keluarga sudah terbangun dengan sangat baik, maka dengan sendirinya anak pun akan lebih mudah untuk menerima pendidikan karakter juga dalam sekolah.
Namun yang sering terjadi sekarang ini orang tua sering mengabaikan dan menyerahkan semuanya pada sekolah termasuk pendidikan karakter. Persoalan ini pun muncul saat para pendidik (guru) yang banyak mengatakan dan mengeluh terhadap orang tua yang kurang memperhatikan dengan pendidikan karakter anaknya di rumah, sehingga membuat guru kewalahan untuk menangani siswa yang belum bisa bahkan tidak bisa menerima pendidikan karakter di sekolah.
Ditambah dengan lingkungan sosial si anak yang mungkin kurang mendukung juga, jadilah masalah pendidikan karakter ini menjadi mandeg.
Kegagalan keluarga dalam menanamkan pendidikan karakter pada anak sebenarnya bisa juga dimulai dari hal-hal kecil di tengah keluarga. Sebagai contoh, misalnya orang tua menyuruh anaknya untuk rajin solat ke masjid tetapi orang tuanya sendiri jarang atau bahkan tidak melakukannya. Atau juga misalnya, orang tua yang memperingatkan anaknya untuk tidak merokok sedangkan orang tuanya melakukan atau merokok didepan anaknya sendiri.
Jadi dari hal-hal kecil tersebut bisa saja mempengaruhi pendidikan karakter anak, atau bisa juga dibilang kegagalan keluarga dalam menanamkan pendidikan karakter pada anak seperti yang disebutkan tadi di atas.
Jadi keluarga terutama orang tua, pendidik (guru), lingkungan pendidikan dan masyarakat bisa juga mempengaruhi pendidikan karakter anak, karena mereka dijadikan sosok figur ideal selama dalam proses identifikasi, asimilasi, dan sublimasi oleh anak.
Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena dengannya seseorang dapat berhasil dalam segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis
Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya juga. Namun banyak orang tua yang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter.
Untuk itu, sebagai orang tua harus bisa pandai-pandai dalam mendidik anak. Salah satunya membangun pendidikan karakter pada anak dengan memberi contoh hal-hal kecil yang baik yang tentunya bisa dicontoh oleh anaknya.
0 Komentar