Pengaruh Bullying terhadap Perkembangan Belajar Anak

Sumber: Students Activity

Oleh Fatichul Umiyah, mahasiswi INISNU Temanggung

Kata bullying sudah akrab kita kenal dikalangan sekolah atau dikalangan masyarakat. Seperti kita ketahui bahwa bullying punya banyak dampak yang begitu besar pada perkembangan psikologi dan belajar anak. Namun yang kita ketahui praktek bullying masih sering terjadi dan kebanyakan sering terjadi di kalangan lingkungan sekolah.

Padahal anak yang sudah terkana bullying mereka biasanya terkena  mentalnya dan susah untuk diajak berkomunikasi karena rasa takutnya yang timbul karena terlalu sering menjadi korban bullying. Korban bullying sendiri biasanya terjadi mungkin karena ada perbedaan fisik seseorang ataupun latar belakang seseorang. Nah dengan adanya perbedaan seperti itu yang membuat para pelaku bullying tidak segan dan tidak berfikir panjang untuk membuli si pembeda tersebut.

Tanpa mereka sadari bahwa perbuatan merekalah yang akan membuat mental korban bullying akan jatuh dan mungkin bisa membuat trauma yang sangat mendalam bagi korbannya. Korban bullying biasanya meluapkan apa yang sudah terjadi dengan menyendiri di kamar, tidak mau berkomunikasi dan bahkan ada yang sampai bunuh diri. Nah, disini yang ditakutkan ketika nantinya praktek-praktek bullying seperti ini masih sering terjadi dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang lebih besar lagi bagi perkembangan anak.

Menanggapi hal tersebut itu menjadi sebuah PR besar bagi semua orang terutama dilingkungan sekolah, yaitu untuk para pendidik harus bisa meminimalisir aksi aksi bullying tersebut terhadap anak. Karena sudah kita ketahui bahwa korban bullying sering susah belajar dan perkembangan psikologinya yang buruk dikarenakan trauma yang dialaminya. Untuk itu para pendidik harus bisa menerapkan stop bullying pada anak.

Menurut pakar psikologi, Sujiwa, bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, mental, fisik maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tak berdaya. Menurut beliau juga bullying terbagi menjadi 3 yaitu bullying verbal, fisik dan relasional.

Aksi bullying memang sudah sering terjadi di negara kita ini terutama dikalangan remaja usia sekolah.  Nah, terus bagaimana kita bisa mencegah bullying tersebut agar tidak terjadi lagi?

Yang pertama, kita kenali dulu bullying itu apa, kemudian ketika praktek bullying tersebut itu terjadi kita tidak bisa langsung menegur kepada pelaku akan tetapi pakailah dengan cara pendekatan agar si pelaku mau berkomunikasi dan berikanlah edukasi tentang apa itu bullying. Sangat penting sekali bahwa edukasi bullying ini harus disalurkan kepada anak anak usia dini agar tau apa itu bullying dan tau dampak besar yang terjadi apabila praktek tersebut terus menerus terjadi.

Akan tetapi kita tidak boleh diam diri ketika tau akan adanya bullying. Sigap dan tegas itulah yang pantas kita terapkan kepada para pelaku bullying agar pelaku jera dan tidak mengulanginya lagi. Karena sudah kita ketahui sendiri dampaknya begitu besar bagi para korban. Dan ketika si pelaku itu tidak ditindak secara tegas pasti praktek-praktek bullying akan terus terjadi dan mungkin akan banyak kemungkinan akan banyaknya korban lagi.

Apapun itu bullying tetep tindakan yang tidak baik dan bisa dikenakan saksi moril untuk membuat para pelaku jera. Bullying harus cepat diatasi agar tidak terjadi lagi dan korban juga harus cepat ditindak lanjuti agar trauma yang dialami atau gangguan yang lain cepat sembuh dan kembali seperti semula lagi.

Bagaimana anak mau berkembang dalam sebuah pembelajaran ketika aksi bullying ini masih sering terjadi? Yang pasti, tidak akan terjadi perkembangan dan mental anak juga pasti down ketika masih sering menjadi korban bullying.

Posting Komentar

0 Komentar