Menelisik Bimbingan Konseling di PAUD

 

Foto via Unsplash.com



Apa yang terbesit di benak kita ketika mendengar Bimbingan Konseling atau BK? Atau begini saja, apa yang muncul di pikiran kita jika ada teman yang dipanggil oleh Guru BK? Dulu saya beranggapan bahwa Bimbingan Konseling adalah hal yang mengerikan karena teman-teman saya yang kerap dipanggil oleh Guru BK adalah peserta didik bermasalah atau yang biasa dicap sebagai “anak nakal”. 


Setelah mempelajari lebih dalam, ternyata Bimbingan Konseling bukan hanya untuk anak yang bermasalah saja. Hal ini tercantum dalam kutipan Pasal 5A Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 bahwa layanan Bimbingan dan Konseling diperuntukkkan bagi seluruh peserta didik dan tidak diskriminatif. Maksudnya, seluruh siswa dapat menggunakan layanan Bimbingan Konseling tanpa terkecuali.


Ketika memasuki jenjang SD, SMP maupun SMA selalu saya temukan sebuah ruangan yang bertuliskan “Ruangan BK” di sekolah. Namun pikiran saya kembali lagi pada jenjang sebelumnya yaitu Pendidikan Anak Usia Dini, apakah di PAUD tidak ada layanan Bimbingan Konseling? Pertanyaan tersebut muncul di benak saya karena setelah mengunjungi beberapa Lembaga PAUD saya selalu tidak menemukan ruangan bimbingan konseling. 


Ternyata di pendidikan anak usia dini semua guru disebut dengan Guru BK atau konselor karena setiap Guru memahami perkembangan peserta didik dan membantu memahami berbagai informasi yang baru. Layanan untuk bimbangan Konseling dipaud sangat di butuhkan karena untuk menunjang peserta didik memahami sesuatu yang ada. Ada beberapa jenis layanan Bimbingan Konseling di PAUD, meliputi layanan penguasaan konten, layanan orientasi, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, serta layanan konsultasi.


Layanan penguasaan konten yaitu guru membantu untuk menguasai konten tertentu atau membiasakan apa yang harus dilakukannya. Misalnya setiap sebelum makan dan sesudah makan berdoa, kemudian makan menggunakan tangan kanan. Nah aktivitas yang seperti ini harus di terapkan disetiap Lembaga pendidikan PAUD agar dimanapun anak berada bisa menerapkannya.


Layanan orientasi yaitu membantu peserta didik memahami hal-hal yang baru dikenalnya, objek baru yang perlu diketahui. Hal ini biasanya diberikan kepada peserta didik baru. Ternyata tidak hanya sekolah menengah yang melakukan orientasi, tetapi lembaga PAUD juga memiliki program untuk mengenalkan lingkungan sekolah. Dengan ini guru mengenalkan dengan suasana yang menyenangkan  untuk peserta didik baru.


Layanan Konseling Perorangan yaitu membantu peserta didik dalam memahami maslah pribadinya melalui perorangan. Misalnya bagaimana berteman dengan teman yang baru, membiasakan makan sendiri, membuang sampah ke tempat sampah.


Layanan Bimbingan Kelompok yaitu membantu peserta didik dalam mengembangankan pribadinya di masyarakat, mengembangkan kemampuan sosialnya. Misalnya membiasakan peserta didik untuk bermain bersama atau dengan cara membuat kelompok dalam mengerjakan sesuatu. Dengan cara seperti ini juga  peserta didik bisa melatih sosial emosionalnya.


Layanan Konsultasi yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh wawasan yang banyak, pemahaman. Layanan ini digunakan untuk orang tua juga, bagaimana orangtua memahami anaknya dilingkungan sekolah dengan bertanya kepada guru.


Kegiatan BK PAUD berfungsi untuk mendorong dan memfasilitasi sarana untuk peserta didik dengan melakukan kegiatan belajar melalui bermain . Masa usia dini memanglah masa bermain, anak mengetahui pengetahuan yang baru dari bermain disitulah anak disebut belajar. Kegiatan belajar melalui bermain sebagi usaha untuk menjadikan anak "dari tidak tahu menjadi tahu"  dari tidak bisa menjadi bisa". Hal ini penting bagi guru untuk mengajarkan peserta didiknya dalam memahami sesuatu yang baru. Guru PAUD yang sekaligus berperan sebagai Guru BK tidak hanya bertugas menangani peserta didik yang bermasalah, terlebih lagi dalam menghadapi perkembangan zama yang semakin pesat ini, mereka dituntut untuk selalu up to date dalam segala hal sehingga selalu memiliki topik yang kekinian serta komunikatif.


-ditulis oleh Puteri Anggita Dewi, Mahasiswi PIAUD VI INISNU TEMANGGUNG



Posting Komentar

0 Komentar