Anak Murung di Kelas, Ketahui Alasannya!

Sumber gambar: Bisnis.com

Oleh Ihda Eliza Nuria, mahasiswa INISNU Temanggung

Sekolah merupakan tempat dimana siswa dapat menimba ilmu dan proses belajarnya berada di bawah pengawasan guru/pengajar. Sekolah merupakan lembaga formal yang dimiliki oleh semua negara, begitupun dengan Indonesia. Sekolah formal di Indonesia dimulai dari tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, sampai SMA/SMK/MA. Sistem pembelajaran di Indonesia dilaksanakan dengan adanya rombel atau rombongan belajar. Pada setiap tingkatan kelas, para siswa dikelompokan menjadi beberapa kelas guna mempermudah pelaksanaan belajar mengajar. Adapun jumlah rombel SD/MI adalah 6 sampai 24 dengan jumlah maksimal siswa per rombel adalah 28, untuk SMP/MTs jumlah rombel adalah 3 sampai 33 dengan jumlah maksimal siswa per rombel adalah 32, untuk SMA/MA jumlah rombel adalah 3 sampai 36 dengan jumlah siswa per rombel adalah 36.

Seperti yang kita ketahui, bahwa manusia memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda antara satu dengan yang lain. Ketika dalam satu ruang kelas yang terdiri atas 20 an siswa, maka di dalam ruangan kelas tersebut akan terjadi perbedaan sifat dan kepribadian. Beberapa siswa ada yang berkepribadian periang, pemarah, aktif hingga pendiam atau murung. Perbedaan tersebut bukanlah masalah besar bagi beberapa guru yang memang memiliki kemampuan dalam mengendalikan suasana kelas dan memahami siswa. Namun bagaimana jika hal tersebut terjadi kepada guru yang belum terlalu pandai dalam mengendalikan suasana kelas dan memahami siswa? Hal paling sulit adalah memahami siswa pendiam atau murung. Karena siswa tersebut menutup dirinya dari semua kegiatan bahkan dari kehidupan bertemannya. Tak jarang juga siswa pendiam sulit memahami materi yang disampaikan guru di depan kelas.

Untuk bisa memecahkan masalah tersebut, kita perlu mengengetahi dan memahami alasan dibalik sifat pendiam tersebut. Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah melakukan pendekatan kepada siswa tersebut. Lakukanlah pendekatan secara alami dan signifikan, bangunlah komunikasi yang baik dengan siswa tersebut. Ketika siswa tersebut sudah bisa dikatakan nyaman dengan komunikasi yang kita bangun, langkah selanjutnya adalah melakukan beberapa pertanyaan kecil, mulai dari hobi, kegiatan sehari-hari di rumah, dan lain-lain. Setelah itu kita bisa menyimpulkan alasan dibalik siswa tersebut menjadi pendiam.

Berikut beberapa alasan yang menjadikan siswa pendiam dalam kelas:

1. Kurang percaya diri

Anak yang kurang percaya diri cenderung memilih diam dariapada berbicara. Jangankan dengan guru, dengan teman sebayanya  sendiri  terkadang sulit untuk berdialog.

2.  Tidak akrab dengan guru

Siswa yang kurang akrab dengan guru juga menjadikan ketidakatifan dalam belajar. Sebab apa? Pasti mereka akan berfikir ‘’si bu guru atau pak guru hanya akrab dengan teman yang lain sedangkan tidak akrab dengan aku’’. Maka hal tersebut yang menjadikan sikap siswa acuh terhadap intruksi guru.

3. Tidak nyaman dengan ligkungan sekitar atau temannya

Lingkungan yang kurang nyaman juga dapat menyebabkan ketidakaktifan siswa dalam belajar.  Seperti halnya siswa tidak nyaman atau mempunyai masalah dengan teman sekelasnya pasti siswa tidak akan konsen dalam belajar.

4. Jiwanya bermasalah

Ada macam macam bentuk karakteristik siswa, salah satunya yaitu mempunyai kejiwaan yang bermasalah. Sampai guru harus bersikap sabar dan memberi perhatian ekstra kepada si siswa. Dan tugas guru tidak boleh menyamaratakan hal tersebut dengan siswa lain.

5.  Kurang tertarik dengan suasana kelas

Suasana kelas yang kurang menarik juga dapat menyebabkan kepasifan siswa. Mulai dari cara guru menyampaikan materi juga suasana didalam kelas. Maka dari itu bagaimana cara guru sekolah dasar pintar pintar dalam strategi pembelajaran begitu juga dengan media apa saja yang dipakai dalam setiap mata pelajaran.

6.  Kurangnya kasih sayang orang tua

Kurangnya kasih sayang dari orang tua juga termasuk penyebab ketidak aktifan dan kepasifan siswa dalam menuntut ilmu. Sebab si anak akan merasa tidak mempunyai penyemangat yang pada akhirnya membuat konsentrasi belajar pudar dan anak kurang fokus sehingga membuat anak sulit dalam menerima materi yang diajarakan oleh guru di sekolah.


Posting Komentar

0 Komentar