Oleh Ahmad Zulham Umar, mahasiswa INISNU Temanggung
Berbicara mengenai pendidikan erat kaitannya dengan kualitas individu/SDM, karena pendidikan dinilai mempunyai cakupan lebih luas yang dilakukan manusia untuk menaikkan level manusia menuju manusia lebih maju, baik dilakukan secara mandiri (autodidak) ataupun berkelompok dan diselenggarakan di beragam tempat (rumah, sekolah, bimbel atau bahkan sekarang bisa dilakukan di ruang maya). Dengan tujuan utama pendidikan adalah menaikkan kualitas individu yang lebih baik. Kegiatan pendidikan ( interaksi antara pendidik dengan yang dididik) dapat terjadi di ruang manapun. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya bahwa pendidikan merupakan interaksi yang terjadi antara manusia dengan manusia ataupun manusia dalam proses dengan tujuan kualitas individu lebih baik. Dengan demikian, tentunya kegiatan belajar mengajar tak terlepas dari proses sosial dan mental. Hal tersebut mendorong peran dari ilmu psikologi yang bisa menjadi bekal bagi pendidik dengan harapan kedepannya mampu melaksanakan tugas pengajaran dengan baik.
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia/peserta didik yang berlangsung seumur hidup. Disini kata “seumur hidup” perlu digaris bawahi, pasalnya pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas tidak terbatas hanya 3 atau 4 tahun, namun dilakukan sejak manusia lahir hingga akhir hayatnya. Artinya pendidikan berbeda dengan persekolahan yang lebih terikat ruang dan waktu. Dalam pendidikan semua usaha dapat dilakukan manusia baik dilakukan secara mendiri ataupun berkelompok entah itu komunitas, sekolah, bimbingan atau dengan hal-hal lain dengan asas mejadikan manusia lebih baik.
Di sisi lain fungsi dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya peran ilmu kependidikan mempunyai peran besar yang didukung dengan keilmuan lain khususnya dari psikologi. Pendidikan seperti diketahui adalah kegiatan yang melibatkan interaksi antara manusia dengan manusia maupun manusia dalam proses untuk mengubah perilaku peserta didik melalui materi pembelajaran serta sumber-sumber belajar lainnya.
Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar tak terlepas dari aktivitas mental dan sosial. Hal ini memunculkan adanya kebutuhan kontribusi dari ilmu psikologi yang bisa menjadi bekal bagi pendidik agar dapat melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan dengan baik. Salah satu keilmuan yang diperlukan oleh pendidik adalah psikologi pendidikan.
John W. Santrock mengatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Menurutnya psikologi adalah bidang yang sangat luas, sehingga dibutuhkan satu narasi tersendiri untuk menjelaskannya. Artinya psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu yang menggunakan konsep konsep psikologis sebagai pendukung pemecah masalah dalam dunia pendidikan atau bisa dikatakan sebagai problem solving dunia pendidikan. Di dalam psikologi pendidikan dikembangkan teori dan penelitian yang penting bagi peningkatan psikologi belajar mengajar. Mengajar merupakan proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang didalamnya terjadi proses transfer pengetahuan. Di lain hal proses interaksi ini mendorong terjadinya transfer psikologis dari pengajar kepada peserta didik sehingga mampu mendorong peserta didik berperilaku lebih baik.
Dengan hal tersebut peran positif pengajar menjadi hal pokok yang kedepannya diharapkan memberikan insight positif bagi peserta didiknya. Santrock mengatakan bahwa mengajar adalah gabungan dari seni dan ilmu, tentunya pengalaman seorang pengajar ketika mampu mengkolaborasikan antar keduanya. Dari sisi seni seorang pengajar dituntut mampu memberikan sebuah metode pembelajaran yang menarik sehingga mampu mendorong ketertarikan peserta didiknya untuk belajar. Seorang pengajar yang baik juga harus mempunyai ketajaman dalam membaca karakter masing masing peserta didiknya, hal ini akan memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran. Dari sisi keilmuan, sudah menjadi hal yang pasti seorang pengajar harus menguasai ilmu yang diajarkan kepada peserta didiknya.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa pendidikan merupakan sebuah pijakan bagi manusia untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Pendidikan adalah sebuah proses yang di dalamnya terjadi sebuah interaksi antar manusia (pengajar dan peserta didik) yang erat kaitannya dengan ilmu psikologi sebagai cabang ilmu yang secara spesifik membahas lebih dalam. Dari sebuah kolaborasi antar dua cabang keilmuan tersebut harapan kedepannya tercipta sebuah ekosistem pendidikan yang berkualitas.
0 Komentar