PERLUNYA IMUNISASI UNTUK ANAK USIA DINI

 



PERLUNYA IMUNISASI UNTUK ANAK USIA DINI

Novia Arinan Najakh 

Pada zaman modern ini masih banyak orang tua yang enggan mengimunisasikan anaknya dikarenakan mereka tidak percaya bahwa imunisasi dapat meminimalisir keparahan suatu penyakit. Mereka menganggap bahwa itu konspirasi pemerintah untuk meraup keuntungan. Terkadang mereka menganggap bahwa diimunisasi malah akan membuat anak menjadi sakit karena biasanya setelah diimunisasi biasanya anak akan demam, padahal hal itu menandakan bahwa tubuh sedang melawan bakteri dan membentuk antibody yang berguna untuk melawan bakteri yg masuk, karena bakteri yang disuntikkan adalah bakteri yang lemah tentu saja hal ini tidaklah berbahaya. biasanya demam akan sembuh dengan pemberian parasetamol.

Menurut kementrian kesehatan republic Indonesia Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Imunisasi bertujuan untuk memancing system kekebalan anak dengan cara menyuntikkan bakteri yang sudah dilemahkan. Hal ini bertujuan jika ada penyakit yang masuk kedalam tubuh anak kekebalan tubuh anak sudah siap dalam menghadapi penyakit itu sehingga resiko kematian dapat terhindari. Anak usia dini merupakan kelompok yang rentan terhadap suatu penyakit dikarenakan kekebalan tubuh mereka masih belum sempurna, sehingga imunisasi merupaka hal yang sangat penting untuk dilakukan untuk mengurangi resiko keparahan suatu penyakit ataupun kematian. Walaupun Imunisasi tidak dapat menjamin seratus persen anak dapat terhindar dari kematian, tetapi hal ini dapat mengurangi angka kematian anak sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan anak usia dini.

Manfaat imunisasi tidak bisa langsung dirasakan atau tidak langsung terlihat. Manfaat imunisasi yang sebenarnya adalah menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan maupun kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi tidak hanya dapat memberikan perlindungan kepada individu namun juga dapat memberikan perlindungan kepada populasi.

 Berikut beberapa manfaat imunisasi pada anak yang perlu diketahui :

1.      Memperkuat sistem imun anak

Manfaat imunisasi yang paling utama adalah untuk memperkuat sistem imun. Vaksin yang dipakai saat proses imunisasi ini akan melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi virus serta bakteri penyebab penyakit tertentu. 

2.      Mencegah biaya pengobatan berlebih

Manfaat imunisasi secara ekonomis pun ada, yaitu dapat mencegah kemungkinan tanggungan biaya pengobatan yang sangat mahal. Imunisasi yang dilakukan pada umumnya diperuntukkan untuk memperkuat sistem imun agar dapat melawan penyakit yang cukup berbahaya.

Jika tubuh tidak diimunisasi, kemungkinan tubuh terkena penyakit-penyakit tersebut akan lebih besar. Jika sudah terkena penyakit, maka harus menjalani pengobatan dengan biaya yang tidak sedikit. Apalagi jika sampai harus menginap di rumah sakit, selama proses perawatan biayanya tentu akan semakin membengkak. Itu sebabnya lebih baik melakukan imunisasi untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan tersebut.

3.      Menekan angka kematian anak

Penyakit seperti campak, polio, batuk rejan, serta pneumonia merupakan penyakit yang paling banyak menyerang anak-anak yang sistem imunnya belum begitu terbentuk dan cukup kuat untuk melawan penyakit.

Pemerintah melalui kementrian kesehatan telah berupaya agar seluruh anak Indonesia mendapatkan vaksin agar terhindar dari penyakit, sehingga dinkes telah mewajibkan imunisasi dasar lengkap semenjak usia 0-18 bulan. Adapaun jenis vaksin yang direkomendasikan oleh IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) antara lain adalah:

1.      Vaksin Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B monovalen paling baik diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan immunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstrimitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP . Vaksin ini dapat mencegah penularan penyakit difteri yang menyebabkan penyumbatan jalan napas, batuk rejan (batuk 100 hari), tetanus, hepatitis B, dan infeksi Hib yang menyebabkan meningitis (radang selaput otak).

2.      Vaksin polio

Vaksin Polio 0 sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan diberikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berusia 1 tahun bersama DTwP atau DTaP . Vaksin ini dapat mencegah penularan penyakit polio yang dapat menyebabkan lumpuh layu pada tungkai dan atau lengan.

3.      Vaksin BCG

Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 2 bulan atau lebih, BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif.  Vaksin ini dapat mencegah penularan TBC berat.

4.      Vaksin DPT

 Vaksin DPT dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan.

 

 

5.      Vaksin Hib

Vaksin Hib diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian booster Hib diberikan pada usia 18 bulan di dalam vaksin pentavalent.

6.      Vaksin pneumokokus (PCV)

 PCV diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan dengan booster pada umur 12- 15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya.

7.      Vaksin rotavirus

Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan internal minimal 4 minggu, harus selesai pada umur 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada umur 32 minggu

8.      Vaksin influenza

 Vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun.

9.      Vaksin MR/MMR

 Vaksin MR / MMR pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR. Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR

10.  Vaksin jepanese encephalitis (JE)

Vaksin JE diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat berikan booster 1-2 tahun kemudian .

11.  Vaksin varisela

 Vaksin varisela diberikan mulai umur 12-18 bulan.

12.  Vaksin hepatitis A Vaksin hepatitis A diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian.

13.  Vaksin tifoid

Vaksin tifoid polisakarida diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.

14.  Vaksin human papilloma virus (HPV)

 Vaksin HPV diberikan pada anak perempuan umur 9-14 tahun 2 kali dengan jarak 6-15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6).).

15.  Vaksin dengue

Vaksin dengue diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositif dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti positif

Posting Komentar

0 Komentar