PERLUNYA
IMUNISASI UNTUK ANAK USIA DINI
Pada zaman modern ini masih banyak
orang tua yang enggan mengimunisasikan anaknya dikarenakan mereka tidak percaya
bahwa imunisasi dapat meminimalisir keparahan suatu penyakit. Mereka menganggap
bahwa itu konspirasi pemerintah untuk meraup keuntungan. Terkadang mereka
menganggap bahwa diimunisasi malah akan membuat anak menjadi sakit karena
biasanya setelah diimunisasi biasanya anak akan demam, padahal hal itu
menandakan bahwa tubuh sedang melawan bakteri dan membentuk antibody yang
berguna untuk melawan bakteri yg masuk, karena bakteri yang disuntikkan adalah
bakteri yang lemah tentu saja hal ini tidaklah berbahaya. biasanya demam akan
sembuh dengan pemberian parasetamol.
Menurut kementrian kesehatan republic
Indonesia Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Imunisasi bertujuan untuk memancing system kekebalan anak dengan cara
menyuntikkan bakteri yang sudah dilemahkan. Hal ini bertujuan jika ada penyakit
yang masuk kedalam tubuh anak kekebalan tubuh anak sudah siap dalam menghadapi
penyakit itu sehingga resiko kematian dapat terhindari. Anak usia dini
merupakan kelompok yang rentan terhadap suatu penyakit dikarenakan kekebalan
tubuh mereka masih belum sempurna, sehingga imunisasi merupaka hal yang sangat
penting untuk dilakukan untuk mengurangi resiko keparahan suatu penyakit
ataupun kematian. Walaupun Imunisasi tidak dapat menjamin seratus persen anak
dapat terhindar dari kematian, tetapi hal ini dapat mengurangi angka kematian
anak sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan anak usia dini.
Manfaat imunisasi tidak bisa
langsung dirasakan atau tidak langsung terlihat. Manfaat imunisasi yang
sebenarnya adalah menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan maupun kematian
akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi tidak
hanya dapat memberikan perlindungan kepada individu namun juga dapat memberikan
perlindungan kepada populasi.
1. Memperkuat sistem imun anak
Manfaat imunisasi yang paling utama adalah untuk memperkuat sistem
imun. Vaksin yang dipakai saat proses imunisasi ini akan melatih sistem
kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi virus serta bakteri penyebab penyakit
tertentu.
2. Mencegah biaya pengobatan berlebih
Manfaat imunisasi secara ekonomis pun ada, yaitu dapat mencegah
kemungkinan tanggungan biaya pengobatan yang sangat mahal. Imunisasi yang
dilakukan pada umumnya diperuntukkan untuk memperkuat sistem imun agar dapat
melawan penyakit yang cukup berbahaya.
Jika tubuh tidak diimunisasi, kemungkinan tubuh terkena penyakit-penyakit
tersebut akan lebih besar. Jika sudah terkena penyakit, maka harus menjalani
pengobatan dengan biaya yang tidak sedikit. Apalagi jika sampai harus menginap
di rumah sakit, selama proses perawatan biayanya tentu akan semakin membengkak.
Itu sebabnya lebih baik melakukan imunisasi untuk mencegah
kemungkinan-kemungkinan tersebut.
3. Menekan angka kematian anak
Penyakit seperti campak, polio, batuk rejan, serta pneumonia
merupakan penyakit yang paling banyak menyerang anak-anak yang sistem imunnya
belum begitu terbentuk dan cukup kuat untuk melawan penyakit.
Pemerintah melalui kementrian
kesehatan telah berupaya agar seluruh anak Indonesia mendapatkan vaksin agar
terhindar dari penyakit, sehingga dinkes telah mewajibkan imunisasi dasar
lengkap semenjak usia 0-18 bulan. Adapaun jenis vaksin yang direkomendasikan
oleh IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) antara lain adalah:
1. Vaksin
Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B
monovalen paling baik diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum
berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.
Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan immunoglobulin
hepatitis B (HBIg) pada ekstrimitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah
lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP . Vaksin ini
dapat mencegah penularan penyakit difteri yang menyebabkan penyumbatan jalan
napas, batuk rejan (batuk 100 hari), tetanus, hepatitis B, dan infeksi Hib yang
menyebabkan meningitis (radang selaput otak).
2. Vaksin
polio
Vaksin Polio 0
sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan
diberikan bOPV-0 saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya
berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2
kali sebelum berusia 1 tahun bersama DTwP atau DTaP . Vaksin ini dapat mencegah
penularan penyakit polio yang dapat menyebabkan lumpuh layu pada tungkai dan
atau lengan.
3. Vaksin
BCG
Vaksin BCG sebaiknya
diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1
bulan. Bila berumur 2 bulan atau lebih, BCG diberikan bila uji tuberkulin
negatif. Vaksin ini dapat mencegah
penularan TBC berat.
4. Vaksin
DPT
Vaksin DPT dapat diberikan mulai umur 6 minggu
berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan
atau 2, 4, 6 bulan.
5. Vaksin
Hib
Vaksin Hib diberikan
pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian booster Hib diberikan pada usia 18 bulan
di dalam vaksin pentavalent.
6. Vaksin
pneumokokus (PCV)
PCV diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan
dengan booster pada umur 12- 15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12
bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah 12 bulan
dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya.
7. Vaksin
rotavirus
Vaksin rotavirus
monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua
dengan internal minimal 4 minggu, harus selesai pada umur 24 minggu. Vaksin
rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua
dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada umur 32
minggu
8. Vaksin
influenza
Vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan,
diulang setiap tahun.
9. Vaksin
MR/MMR
Vaksin MR / MMR pada umur 9 bulan berikan
vaksin MR. Bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR.
Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5-7 tahun berikan MR (dalam program
BIAS kelas 1) atau MMR
10. Vaksin
jepanese encephalitis (JE)
Vaksin JE diberikan
mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah
endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat berikan booster 1-2 tahun
kemudian .
11. Vaksin
varisela
Vaksin varisela diberikan mulai umur 12-18
bulan.
12. Vaksin
hepatitis A Vaksin hepatitis A diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2
diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian.
13. Vaksin
tifoid
Vaksin tifoid
polisakarida diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.
14. Vaksin
human papilloma virus (HPV)
Vaksin HPV diberikan pada anak perempuan umur
9-14 tahun 2 kali dengan jarak 6-15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan
6).).
15. Vaksin
dengue
Vaksin dengue
diberikan pada anak umur 9-16 tahun dengan seropositif dengue yang dibuktikan
adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1
dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan
pemeriksaan serologi IgG anti positif
0 Komentar