Menejemen Pengelolaan guru di era 4.0

Oleh Novia Arinan Najakh

Revolusi industry ke empat atau lebih popular dengan sebutan era 4.0 dimana semua serba digital, kemajuan teknologi yang memungkinkan berkomunikasi dengan semua orang dari belahan bumi manapun. Hampir semua pekerjaan dengan bantuan teknologi, begitu juga dalam dunia pendidikan, pembelajaran dilakukan dengan basic digtal. Bahkan dalam pendidikan terendah sekelas PAUD sudah dikenalkan pembelajaran koding dan robotic, bisa dibayangkan untuk jenjang pendidikan selanjutnya , pasti akan lebih maju lagi.

Menejemen tenaga pendidikan merupakan bagian terpenting dari keberlangsungan kegiatan belajar mengajar, hal ini karena pendidik merupakan individu yang bersentuhan langsung dengan anak, Manajemen tenaga kependidikan (guru dan pegawai) mutlak harus diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal. Sesuai dengan hal ini, maka seorang kepala sekolah harus dapat mencari, memposisikan, mengevaluasi, mengarahkan, memotivasi, dan mengembangkan bakat setiap guru dan pegawainya serta mampu menyelaraskan tujuan individu dan organisasi. Sudah menjadi syarat umum bahwa menjadi guru harus menempuh pendidikan minimal strata satu dan melek teknologi, hal ini dikarenakan laju perkembangan pendidikan yang sangat pesat jika tidak diimbangi dengan tenaga pendidikan yang mumpuni akan berdampak pada luarannya kelak. 

Mengelola tenaga pendidik bukanlah hal yang mudah karena kita juga harus menerapkan prinsip-prinsip menejemen yang menjadi dasar-dasar dan nilai dari manajemen itu sendiri, adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain: Division of work ( pembagian kerja) Pembagian kerja harus sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, agar mendapatkan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan evisiensi kerja. Authority (Wewenang dan tanggung jawab) Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang, setiap pekerjaan harus memberikan tanggung jawab sesuai dengan wewenang. Disiplin, disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, memiliki satu arah dan satu tujuan, pemberian upah, keadilan, kestabilan masa kerja para pekerja, dan semangat jiwa kesatuan. Merekrut tenaga kependidikan yang mumpuni dalam teknologi menjadi suatu keharusan, mengingat di era 4.0 ini semua administrasi dan pembelajaran sudah berbasis teknologi. Jika tidak maka sekolah yang akan rugi sendiri, Seperti pengalaman penulis yang menemui banyak kasus dilapangan banyak operator sekolah yang masih kebingungan dalam mengupdate jumlah siswa, akibatnya bantuan pemerintah yang berbasis data siswa jadi tidak turun karena laporannya tidak ada., dan ini merupakan kesalahan fatal yang akan menghambat kegiatan belajar mengajar. Dalam lembaga swasta terkadang jumlah guru yang mengajar terbatas, karena untuk mengevisiensi pengeluaran maka seorang guru bisa merangkap dengan berbagai jabatan sehingga hal ini juga menjadi hambatan karena tidak bisa focus dengan tanggung jawab yang dibebankan. Sebaiknya kepala sekolah sebagai leader dalam sekolah dapat menggali potensi pegawainya agar bisa tercipta lembaga yang berkualitas. Disini kepala sekolah juga dituntut untuk jeli dan pandai menjalin komunikasi dengan bawahannya, agar tercipta suasana sekolah yang kondusif dan menyenangkan.





 

Posting Komentar

0 Komentar