Oleh : Risalatul Muawanah
Pembelajaran adalah proses transformasi pengetahuan bagi personal dalam mendapatkan kemampuan, skill, dan perilaku, dengan tujuan kearah peninggkatan kualitas yang bagus. Pembelajara adalah sistem dan proses dimana siswa berinteraksi dengan guru dan materi pembelajaran di keadaan serta situasi belajar.
Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) adalah sebuah istilah baru dalam teori pembelajaran social, istilah ini dikemukakan seorang tokoh bernama Albert Bandura. Albert Bandura lahir pada tahun 1925 di Kanada. Dia menerima gelar doktor pada diskhursus ilmu psikologi klinis dari University of Iowa, di mana pola pikirnya dipengaruhi oleh buku "Social Learning and Imitasi" karya Miller dan Dollard (1941). Nama baru "Teori Kognitif Sosial" digunakan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Ide utama dari pemikiran Bandura juga merupakan pengembangan dari pemikiran pembelajaran tiruan Miller dan Dollard. Dalam beberapa publikasi, Bandura telah menguraikan proses pembelajaran sosial yang menyangkutfaktor kognitif dan perilaku yang mempengaruhi masyarakat dalam proses pembelajaran sosial.
Pendekatan Kognitif-Sosial Perspektif Albert Bandura Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Teori Bandura dalam konsepnya menyatakan bahwa meskipun pembelajaran yang dilakukan secara observasi bisa sendirinya melakukan penguatan, bukan pula variabel lain pula tidak akan mempengaruhinya. Bandura menyampaikan bahwasanya penerapan pemodelan dalam pembelajaran memiliki empat proses yang saling berhubungan yaitu: proses sikap, proses penundaan, penanaman sikap dan proses motivasi, yang diuraikan adalah:
a. Proses Atensional (Perhatian)
Jika seseorang tidak ada dan tidak dapat mengenali dan memahami aspek-aspek penting dari perilaku model, maka dia tidak akan dapat belajar dari model tersebut. Individu perlu memberikan atensi khusus kesetiap perilaku atau tingkah laku (model) orang lain yang ditiru sehingga individu tersebut dapat bertindak seperti seorang model.
b. Proses Pengingatan (Retensional)
Dalam bembelajaran observasional mempunyai komponen fundamental yang lain yaitu proses Retensi, akan tetapi dalam proses mengenalan step ini kadang tidak terdeteksi, dengan menjadi terlibat dalam proses retensi jangka panjang yang didaptakan dari kode dari modeling. Situasi inilah yang menjadi sesuatu menarik bagi anak, contoh misalnya pola perilaku anak diperoleh melalui observasi dan dipelihara di lain waktu . Agara hal informasi in berguna maka harus diingat dan disimpan secara baik.
c. Proses Behavior Formation
Bagian ketiga dari modeling berhubungan dengan proses perwakilan secara simbolik dari perilaku pemandu. Guna mewujudkan proses mengcreat perilaku, siswa harus mengumpulkan rangkaian jawaban berdasarkan pola model. Proses penanaman perilaku menentukan sejauh mana apa yang telah dipelajari diubah menjadi tindakan atau kinerja.
d. Proses Motivasional
Preses yang keempat dari pendapat bandura ialah proses memotivasi kecenderungan orang dalam keberpartisipasian dari tiga peroses sebelumnya model tindakan motivasi ini dianggap penting sebagai penguatan dari luar sehingga berpengaruh kediri individu.
Bandura berpendapat nahwa Fungsi mental manusia merupakan produk interaksi antara tingkah laku (behaviour), individu (kepribadian) dan lingkungan (environment). Segitiga ini terus berhungan dan bertimbal dalam mempengaruhi perkembangan seseorang individu, dan tidak bisa ditinggalkan satu sama lain. Ada empat proses pemodelan yang yang dilalui Atensional, Retensional, Pembentukan Perilaku dan Motivasional, jika itu terlaksana maka semakin efektif proses dalam pembelajaran.
Berbagai pendapat diatas dalam teori kognitif sosial yang bisa diterapkan pada proses belajar mengajar siswa. Aplikasi pengajaran yang melibatkan model, self-efficacy, contoh aplikasi, dan pembinaan dan bimbingan mencerminkan prinsip-prinsip kognisi sosial. Dari teori kognisi sosial Bandura hingga penerapan pendidikan dan pembelajaran Islam sangat tepat, karena telah diketahui bahwa teladan yang amat tinggi dalam agama islam adalah Rasulullah Muhammad SAW yang menjadi panutan dan teladan bagi umat Islam. Semua sikap dan perilaku umat Islam wajib akhlak dan semua yang berasal darinya. Keluarga, dalam hal ini kedua orang tua adalah panutan bagi anaknya, maka orang tua wajib memberi contoh yang baik, seperti Rasulullah SAW. Menjadi panutan bagi umat Islam.
0 Komentar