Ahmad Ni’ami Dluha (2120052)
PAI 6B
Sebelum mambahas lebih dalam tentang peran guru PAI dalam pengembangan kurikulum. Alangkah baiknya kita pahami dulu tentang kurikulum itu sendiri!
Apa yang kalian ketahui tentang kurikulum? Jika kita mengambil pengertian Ali sudin yang mengutip dari Hamid Hasan menyebutkan bahwa kurikulum itu sebenarnya bukan suatu yang tunggal. Namun, terdapat berbagai dimensi pengertian dari istilah kurikulum yang dapat ditunjukan. Dimensi kurikulum satu dengan yang lainya tentunya memiliki hubungan.
Nah. Terdapat 4 komponen dimensi yang disebutkan, diantaranya adalah:
Kurikulun sebagai suatu ide
Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide.
Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis.
Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.
Dari 4 komponen dimensi di atas, jika kita ringkas lagi maka kurikulum merupakan suatu ide yang direncanakan secara tertulis kemudian diimplemntasikan atau dilaksanakan ke dalam realita, sehingga tercipta hasil. Jadi, bisa dikatakan pula kurikulum merupakan suatu proses yang sistematis
Pada dasarnya kurikulum diciptakan untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran dan diharapkan mampu menghasilkan output yang diinginkan. Kurikulum yang telah berjalan di sekolah-sekolah Indonesia sudah ada beberapa diantaranya: kurikulum KTSP, kurikulum 13(Kurtilas), dan yang terbaru kurikulum Merdeka. Walaupun kurikulum tersebut dibuat pemerintah yakni oleh mentri pendidikan, namun perangkat sekolah lah yang melaksanakannya.
Kepala sekolah , para guru dan staf sekolah adalah seperangkat pelaksana dari kurikulum. namun terdapat tugas lain selain menjadi pelaksana, mereka dituntut untuk mampu merancang, serta mengevaluasi hasil yang dicapai. Setelah itu mengembangkan kurikulum juga perlu dilakuakan sebagai guru PAI profesional. Setiap perangkat memiliki peranan masing – masing.
Dalam pengembangan kurikulum, peran seorang guru sangat dibutuhkan apalagi guru PAI. Seorang guru PAI memiiki peran dalam pengembangan kurikulum. salah satu tujuan pengembangan yaitu bagimana kurikulum dapat disesuaikan dengan ajaran agama islam.
Berikut ini merupakan bebrapa karakteristik yang dapat diketahui untuk mengembangkan kurikulum menurut al-Sayibani yang dikutip oleh Sholehan Arif adalah sebagai berikut:
Pertama kurikulum harus berpedoman dengan al-Quran, hadis dan sunah sebagai sumber hukum utama islam. Pendidikan agama lebih ditekankan mata pelajaran akidah dan akhlak.
Kedua kurikulum islam harus memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada siswa siswi diantaranya aspek jasmani, aspek rohani, dan aspek akal.
Ketiga kurikulum islam harus memperhtikan bebrapa hal tentang keseimbangan ,yakni jasmani, rohani dan akal, pribadi dan masyrakat, dunia dan akhirat.
Keempat kurikulum islam harus memperhtikan minat dan bakat anak didik, tentang seni halus, ukir, pahat, gambar, tulis indah (kaligrafi), dan sebagainya. Serta pendidikan jasmani, militer, bahasa, dan keterampilan juga harus diberikan. dan
Terakhir kurikulum islam yang harus diperhatikan yakni perbedaan suatu kebudayaan yang ada pada masyarakat dikarenakan terdapat perbedaan tempat dan waktu (zaman). Untuk merancang kurikulum sesuai kebudayaan masing-masing.
Jika dilihat dari segi pengolahanya, peran guru dalam pengembangan kurkulum dibedakan menjadi bebrapa sifat, yakni sentralisasi, desentralisai dan sentral-desentral.
Sifat sentralisasi
Pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi ini yang merancang atau yang menyusun kurikulum ini dari tim khusus pusat yang angotanya merupakan para ahli. Seorang guru tak memiliki peranan secara makro misalnya dalam perancangan dan evaluasi. Guru hanya berperan secara mikro saja. Guru dalam kurikulum mikro ini, menyusun kurikulum untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan, beberapa minggu ataupun beberapa hari (satuan pelajaran). Program tahunan, semesteran, catur wulan, dan satuan pelajaran memiliki komponen-komponen yang sama yaitu tujuan, bahan pelajaran, metode, media pembelajaran, dan evaluasi, hanya keluasan dan kedalamannya yang berbeda.
Tentunya kurikulum ini tak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Kelabihanya, yaitu mendukung persatuan dan kesatuan bangsa kita, kurikulum yang mudah dikelola, diawasi serta dievaluasi sehingga lebih hemat ongkos, fasilitas,waktu dan tempat.sedangkan untuk kelemahnaya, yakni perbedaan keadaan, tahap intelek, alam dan sosial buadya sangat sulit karena menyeragamkan kondisi.
Sifat Desenteralisasi
Sekolah dapat menyusun kurikulum mereka sendiri berdasarkan kebutuhan, kemampuan, karakteristik , atau perkembangan daerah sekolah-sekolah tersebut. Kurikulum yang disusun oleh sekolah tersebut merupakan kurikulum desentralisasi. Kurikulum desentralisasi tidak terbatas disusun oleh suatu sekolah saja, tetapi juga dapat dibentuk oleh kelompok sekolah tertentu di suatu daerah atau wilayah.
Meskipun kurikulum desentralisasi ini dibentuk sesuai kebutuhan sekolah di daerah tersebut pasti tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan dari penyusunan kurikulum tersebut. Kelebihannya meliputi kurikulum tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Kurikulum dibentuk menyesuaikan kemampuan sekolah baik kemampuan manajerual, finansial, maupun Profesional. Selain itu, bagi guru dapat dengan mudah mengimplementasikan ke anak didik. Serta, kurikulum desentralisasi dapat memotivasi guru dalam mengembangkan diri dan kurikulum sebaik baiknya.
Kelemahannya terdapat pada tidak adanya keseragaman kurikulum yang merupakan faktor sulitnya melakukan penilaian secara nasional. Dengan kurikulum yang beragam akan membuat standar penilaian berbeda pula dari kurikulum satu dengan smyang lainnya sehingga tidak mudah untuk membandingkan dengan sekolah lain. Untuk siswa, perbedaan kurikulum akan menyulitkan bagi siswa yang pindah sekolag dengan kurikulum berbeda, siswa tersebut harus kembali lagi beradaptasi terhadap kurikulum baru.
Sifat sentral-desentral
Yakni kurikukm ini merupakan gabungan antara sentralisasi dan desentralisasi dengan tujuan mengatasi masalah kedua bentuk kurikulum tersebut.
Itulah bebrapa hal yang perlu diketahui oleh seorang guru khususnya guru pendidikan agama islam.Sehingga kedepannya pendidikan Indonesia dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Referensi
Arif Solehan. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama -Islam.https://www.gurusiana.id/read/solehanarif/article/peran-gurudalam-pengembangan-kurikulum-pendidikan-agama-islam-1036530
Sudin ali.(2014).Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:LIPI PRSS.
0 Komentar