Implementasi Moderasi Beragama dalam Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis Merdeka Belajar



Oleh : Risalatul Muawanah 

Saat ini, pemerintah telah menerbitkan pedoman yang menimbulkan berbagai perdebatan public, hal ini terkait dengan kurikulum “Merdeka Belajar”. Hal ini menimbukan perbincangan hangat, bahkan program ini diawali dengan kebijakan yang meniadakan ujian nasional mulai tahun 2021 dan menggantinya dengan system poin (penilaian kompetensi minimal) dan ujian karakteristik. 

Dengan adanya hal tersebut, terdapat beberapa alas an penting untuk mengkaitkan pendidikan islam dengan moderasi, terkait penguatan moderasi dan pemahaman keagamaan dalam pendidikan islam. Hal ini dilakukan agar dapat mengatasi munculnya pemikiran keagamaan konservatif yang masih enggan menerima kenyataan keberagaman dan perbedaan. Pemahaman keagamaan ini biasanya mengarah pada upaya untuk menciptakan identitas baru dengan mengungkapkan sikap keagamaan terhadap budaya serta kearifan lokal, bahkan berujung pada keengganan untuk mendirikan Negara. 

Akidah ini memiliki keinginan yang kuat dan militeristik menjadikan interpretasinya terhadap sistem negara akidah yang diilhami oleh narasi ideologis seperti ideologi kebangkitan Islam, dan aspirasi untuk mendirikan sistem pemerintahan Islam global seperti Khilafah, Darul Islam dan Imamah Islam. . Akibatnya, sikap perlawanan dan pengekangan menjadikan ideologi-ideologi tersebut semakin ekstrim, radikal dan intoleran. Oleh karena itu, moderasi beragama hadir dalam kajian ini sebagai narasi berimbang yang menggabungkan wacana paham keagamaan dengan pandangan radikal, ekstrim dan intoleran.

Moderasi beragama ini dapat menjawab berbagai persoalan agama dan peradaban global. Sama pentingnya, Muslim moderat dapat menggunakan aksi damai untuk menentang kaum radikal, ekstremis, dan puritan yang melakukan segala sesuatu dengan kekerasan. Moderasi beragama dalam konteks ini berarti membawa manusia pada pemahaman yang moderat, tidak ekstrim dalam beragama, juga tidak mengidolakan nalar yang bebas dan tidak terbatas. Pendampingan keagamaan didiskusikan, dihafalkan, diwujudkan dan direfleksikan sebagai kerangka hidup dalam masyarakat Indonesia yang multikultural. Kebutuhan akan narasi keagamaan yang moderat bukan hanya kebutuhan pribadi atau kelembagaan, tetapi juga kebutuhan umum warga dunia.

Penanaman nilai-nilai moderasi pada pendidikan begitu penting dalam menata peradaban dunia dalam bidang pendidikan. Dengan rasa toleransi yang tinggi tidak akan menyalahkan perbedaan. Namun bukan berarti ajaran islam moderat ini plin plan, tapi ajaran ini akan menyaring pertikaian yang ada dan menyatukan perbedaan yang memecah belah nusa, bangsa, dan agama. Moderasi beragama di Sekolah dapat dilakukan melalui Hidden Kurikulum. 

Adapun proses pembudayaannya melalui kebiasaan internalisasi dan institusionalisasi. Kurikulum PAI sekarang juga menggunakan kurikulum merdeka belajar dimana tujuan kurikulum Merdeka Belajar merupakan kebijakan Menteri pendidikan dan Kebudayaan untuk mendorong peserta didik menguasai keilmuan yang berguna. dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk kebebasan namun tetap mengekspresikan belajar pada batas dan kritikan yang ada, tanpa harus melunturkan sebagaimana cita-cita luhur dan juga moral bagi pelaku pendidikan Adapun faktor yang mempengaruhi moderasi beragama di Sekolah meliputi faktor internal dan eksternal.

Posting Komentar

0 Komentar