Tafif Romanti (2120042)
ABSTRAK
Kurikulum adalah unsur penting dalam memaksimalkan mutu dalam pendidikan.Begitu juga dengan adanya kurikulum merdeka.lahirnya kurikulum merdeka untuk mengatasi learning loss yang terjadi akibat dampak pada covid -19 pandemi.Kurikulum merdeka memberikan kebebasan pada pendidi/ guru dan siswa /mahasiswa dalam proses pembelajaran.Urgensi penerapan kurikulum merdeka pada tingkat sekolah dasar selain untuk pemulihan dampak pada pandemic covid -19,kurikulum merdeka berjutuan untuk agar siswa dapat berkembang.Menumbuhkan keberanian, kemandirian, semangat belajar,percaya diri, optimis,tumbuh berkembang, kebebasan dalam berfikir dan mampu menerima kesuksesan dan kesalahan.Pada kurikulum merdeka menerapkan pembelajaran inklusi di kelasnya,dimana guru perlu memperkenalkan berbagai perbedaan kepada siswa.Inklusi dalam arti luas, yaitu perbedaan dalam fisik, agama, dan lain sebagainya. Sehingga pada kegiatan pembelajran juga dilakuakan secara fleksibel.Dimana guru melakukan pembelajaran sesui dengan tingkat siswa.Implikasi penerapan kurikulum merdeka pada tingkat sekolah dasar adalah penyederhanaan pelaksanaan ujian nasional,penyederhanaan RPP, Profesi guru, implementasi learning Outcome (CP), pembelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS dan mata pelajaran keterampilan dihapus untuk diintersikan mata pelajaran seni.
Kata kunci:Urgensi,Implikasi,Kurikulum Medeka.
PENDAHULUAN
Kurikulum adalah salah satu elemen penting yang wajib ada dan dilaksanakan pada sebuah satuan atau lembaga pendidikan. Kurikulum berbentuk suatu perangkat yang didalamnya memuat berbagai perencanaan kegiatan pembelajaran yang berbentuk suatu proses dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui kegiatan di sekolah. Rancangan kurikulum menjadi sangat penting karena didalamnya mengatur terkait tujuan, isi, bahan pelajaran atau materi ajar serta cara pengaplikasiannya sehingga tujuan pembelajaran tercapai (UU sisdiknas Bab 1 Pasal 1 no. 19). Kurikulum sebagai upaya dalam mewuudkan tujuan pendidikan. (UU sisdiknas Bab 9 Pasal 36 no. 1).Tujuan pendidikan diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan Negara.
Kurikulum merdeka, adalah generasi baru dalam upaya menjawab tantangan pendidikan pada era sekarang.Mendikbud Nadiem Anwar Makarim merumuskan beberapa kebijakan baru pada kurikulum merdeka. Secara konseptual, kurikulum merdeka memberikan kebebasan bagi lembaga maupun peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajarannya. (Faiz dan Kurniawaty, 2020); (Prasetyo, Bashori, & Novi Nur Lailisna, 2020) (Rati Melda Sari, 2019) Dengan adanya kurikulum merdeka ini diharapkan mampu menjadi solusi saat learning loss yang terjadi karena dampak pandemi dan memperoleh kesempatan menjadi untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan individual yang diminati. (Itjen Kemendikbudristek).Zulkifli berpendapat melalui laman itjen kemendikbud menjelaskan kurikulum merdeka ialah kurikulum yang memiliki perbedaan dari sebelumnya, dimana pada kurikulum ini guru diberi kebebasan untuk memilih format, pengalaman, dan materi esensial yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan pada sisi siswa, mereka punya ruang seluas mungkin dalam mengeksplor keunikan dirinya masing masing.Dalam pelaksanaan pun, guru perlu memahami kompetensi pada setiap siswa, sehingga diawal pertemuan pada ajaran baru guru perlu mengeksplor kompetensi yang dimiliki setiap peserta didik yang akan guru ajar sebelum memasuki materi pembelajaran.
Urgensi Pelaksanaan Kurikulum Merdeka
Pengembangan kurikulum sangat penting dilakukan dengan dasar peningkatan kualitas pendidikan. Begitu juga dengan kurikulum merdeka belajar. Kurikulum merdeka ada karena memudarnya orientasi dari pendidikan itu sendiri. Sehingga perlu mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan harapan berkembangnya keberanian dan kemandirian berpikir secara mandiri, semangat belajar (berkorelasi dengan sikap yang menunjukkan keingintahuan yang tinggi), percaya diri dan optimis, menumbuhkan kebebasan berpikir serta mampu dan menerima keberhasilan maupun kesalahan (Priyatma, 2020; Agustinus Tanggu Daga: 2020). Mengutip dari lamannya kemendikbud, urgensi dari lahirnya kurikulum merdeka adalah sebagai pemulihan pembelajaran pada tahun 2022 hingga 2024. Pemulihan yang dimaksud yakni dampak dari adanya pandemic covid-19 yang mewabah di Indonesia hingga berdampak pada semua lembaga beserta proses dilaksanakannya kegiatan pendidikan. Sehingga kemendikbudristek memberikan opsi kurikulum merdeka diantara dua kurikulum yang lain, yakni kurikulum darurat dan kurikulum 2013.
Dengan adanya buku saku kurikulum merdeka, kemendikbudristek menjelaskan salah satu kontribusi pentingnya kurikulum merdeka ialah pada pembelajaran inklusinya. Inkulusi yang dimaksud bukan hanya siswa yang berkebutuhan khusus akan tetapi lebih dari itu. Inklusi memandang bahwa dalam pembelajaran perlu dikenalkan adanya perbedaan. Perbedaan dalam hal ras, fisik, budaya, agama, dan lainnya. Sehingga siswa mampu memahami dan menerima berbagai jenis perbedaan di lingkungannya. Di sekolah dasar, guru dapat mengimplementasikan pendidikan inklusi ini melalui pembelajarannya dengan menunjukkan manfaat dari sebuah keberagaman. Sehingga siswa mengetahui dan memahami adanya keuntungan dari keberagaman itu sendiri. Hal yang menarik dari kurikulum merdeka adalah kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan capaian peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak disamaratakan, namun perlu adanya penyesuaian dengan tingkatan peserta didik. Sehingga pembelajaran dilakukan lebih fleksibel sesuai kemampuan peserta didik.
Implikasi Pelaksanaan Kurikulum Merdeka
Program yang dicanangkan pada kurikulum merdeka sangatlah beragam. Mulai dari KIP (Kartu Indonesia Pintar), digitalisasi sekolah, prestasi dan penguatan karakter, Guru Penggerak, Kurikulum Baru, Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Kampus/Sekolah Merdeka, serta Pemajuan Kebudayaan dan Bahasa. Program pada kurikulum merdeka akan sangat menunjang peningkatan mutu pendidikan di Indonesia serta meningkatkan sumber daya manusia apabila dapat dilaksanakan dengan baik.Guru sangat berperan dalam menentukan hal ini. Guru sebagai sentral pendidikan perlu untuk megelola kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga pelaksanaan kurikulum merdeka sesuai dengan yang dicitacitakan (Sudarto, dkk: 2021).
Berdasarkan implikasi dari konsep merdeka belajar terhadap implementasinya di sekolah dasar terdapat beberapa hal yang perlu dikaji terhadap penyederhanaan kurikulum, penyelenggaraan ujian nasional, penyederhanaan RPP, serta profesi guru (Daga, 2022). Kurikulum yang menjadi acuan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran disederhanakan. Penyederhanaan kurikulum ini diharapkan agar kurikulum lebih relevan, sehingga kompetensi yang dimiliki pada peserta didik dapat sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.Pada faktor geografis, kemampuan pendidik dan wilayah penyelenggara sekolah terjadi dalam kurikulum sehingga antara kurikulum yang direncanakan diatas kertas terselenggara secara riil di sekolah. Implikasi kurikulum merdeka pada aspek kedua yakni terkait pelaksanaan ujian nasional. Ujian nasional dirasa berat bagi siswa maupun guru. Sebelum ujian nasional dilaksanakan, banyak hal-hal yang harus disiapkan oleh sekolah. Persiapan itupun dilaksanakan pada jauh-jauh hari sebelumnya. Keadaan ini sangat memberatkan, mengingat pada pelaksanaan kurikulum saja perlu adanya perencanaan yang matang. Dengan adanya penghapusan ujian nasional sebagai tolak ukur keberhasilan belajar siswa menjjadi angin segar bagi siswa maupun guru. Keputusan penghapusan ujian nasional ini ditetapkan oleh menteri digantikan dengan asesmen kompetensi dan karakter sebagai tolak ukur ketercapaian pembelajaran.
Implikasi ketiga yaitu penyederhanaan RPP. Pada RPP sebelumnya, komponen yang perlu dituliskan berjumlah 10-13 komponen. Sedangkan pada kurikulum merdeka menjadikannya lebih sederhana hanya dengan memasukkan tiga komponen pembelajaran. Ketiga komponen yang dimaksud meliputi tujuan pembelajaran,kegiatan pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
Keadaan tersebut sangat menguntungkan bagi guru karena tidak membutuhkan waktu lama dalam membuat RPP. Akan tetapi, penyederhanaan RPP perlu ditelaah terkait esensinya, karena RPP pada kurikulum merdeka akan menjadi kurang jelas arah dan maksud kegiatannya apabila guru dalam menyusun RPP kurang memahami esensi dari RPP itu sendiri.
Adapaun implikasi kurikulum terkait profesi guru adalah guru tetap berperan penting dalam pembelajaran dan berperan secara strategis untuk menjadi kunci pada aspek pendidikan dan pembelajaran.Akan tetapi pada pelaksanaannya, guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber ilmu pada kegiatan pembelajaran atau dalam hal mencari dan menemukan pengetahuan. Pada kurikulum merdeka guru berperan menjadi rekan siswa untuk bersama-sama mencari dan menemukan ilmu pengetahuan.Dengan demikian, guru perlu lebih siap, terutama dalam hal mendidik, bukan hanya sekedar mengajar saja.Pada melaksanakan proses pembelajaran tidak lepas dengan yang namanya kompetensi yang perlu dikuasai siswa. Pada kurikulum merdeka penentuan tercapainya kompetensi siswa menggunakan Capaian Pembelajaran (CP). CP ini bukan pengganti dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL). CP ialah rangkaian kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan yang utuh kedalam suatu mata pelajaran.
Adapun CP pada kurikulum 2013 dikenal dengan nama KI/KD (Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar).Pada pelaksanaannya, Capaian Pembelajaran disusun per fase pembelajaran. Penyusunan per fase Ini merupakan langkah penyederhanaan pembelajaran yang ditujukan kepada peserta didik untuk memiliki waktu yang fleksibel dalam melaksanakan pembelajaran. Penyusunan CP per fase ini dilandasi atas kompleksitas peserta didik dalam mencerna, memahami, mengerti dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan. Sehingga pembelajaran per fase ini bertujuan agar pembelajaran sesuai tingkat kemampuan peserta didik.
Keuntungan dari pembelajaran per fase juga dirasakan oleh guru.Pada pelaksanaan pengajaran, guru akan lebih leluasa dalam mengajar sesuai dengan kondisi siswa. Fleksibilitas pembelajaran per fase bukan diartikan dalam pencapaian goal pada pembelajaran berbeda. Pada setiap akhir fase, kompetensi yang dimiliki siswa haruslah sama. Hanya proses dalam mencapai fase akhir pada setiap individu saja yang berbeda. Upaya mengatasi ketertinggalan kompetensi pada siswa, guru memaapat manfaatkan startegi pembelajaran. Strategi pembelajaran tersebut ditentukan melalui hasil asesmen.
Menurut kemendikbudristek melalui buku saku kurikulum merdeka menyatakan bahwa mata pelajaran IPA dan IPS perlu digabung. Pernyataan ini berlandaskan bahwa anak usia SD masih melihat segalanya secara utuh/terpadu, sederhana, holistic, dan komprehensif walaupun tidak detail. Gabungan kedua mata pelajaran tersebut diharapkan siswa mampu mengelola lingkungan alam dan sosial secara utuh. Gabungan kedua mata pelajaran tersebut menjadi IPAS dan mulai diajarkan pada kelas III jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran yang berubah pada kurikulum merdeka pada jenjang sekolah dasar selanjutnya ada pada mata pelajaran keterampilan. Mata pelajaran keterampilan di kurikulum merdeka dihapuskan, mengingat adanya mata pelajaran seni. Akan tetapi, pada dasarnya mata pelajaran tetap diajarkan karena dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran seni
DAFTAR PUSTAKA
Angrosino, M., & Rosenberg, J. (2011). Observations on observation: Continuities and Challenges. In N.K. Denzin, & Y.S. Lincoln (Eds). The Sage Handbook of Qualitative Research. (SAGE Publisher) 467–478
Becker, H. S. (1996). The epistemology of qualitative research. In R. Jessor, A. Colby and R. Sweder (Eds.), Ethnography and Human Development: Context and Meaning in Social Inquiry (University of Chicago Press). 53-71
Daga, A. T. (2020) Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar (Sebuah Tinjauan Kurikulum 2006 hingga Kebijakan Merdeka Belajar). Jurnal Edukasi Sumba (JES), 4(2), 107
Suyanto. (2019). “Penyederhanaan Kurikulum”, Kompas, hlm. 6. Suyanto. (2020). “Implikasi Kebijakan Merdeka Belajar”. Kompas, hlm. 6.
Sularto, St. (2020). “Kebijakan Merdeka Belaja” , Mingguan Hidup, 14-15.
0 Komentar