FOMO, Hedonisme, dan Buket Wisuda

Tuti Amalia 

Mahasiswa Program Studi 

Pendidikan Agama Islam 

Sumber foto, Bing.com

Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) dan hedonisme dalam konteks pemberian buket wisuda merupakan dua aspek budaya populer yang mempengaruhi perilaku konsumen, terutama di kalangan generasi muda khususnya mahasiswa. Fenomena ini seakan-akan mengharuskannya pemberian buket bunga tanpa melihat kondisi perekonomian nya. Terkadang ada yang harus memaksakan, sebenarnya siapa yang memaksa,? Atau cuma ikut-ikutan saja. Cuma euforia saja, akhirnya budaya konsumerisme menghampiri.

FOMO (Fear of Missing Out) adalah perasaan cemas atau takut akan ketinggalan suatu hal yang dianggap penting atau menyenangkan yang dialami oleh orang lain. Dalam konteks pemberian buket wisuda yakni dipengaruhi beberapa hal salah satunya Pengaruh Sosial Media. Melihat teman-teman atau kenalan membagikan foto dengan buket wisuda di media sosial bisa memicu FOMO, mendorong individu untuk mengikuti tren tersebut agar tidak merasa tertinggal.

Adanya tekanan sosial untuk memberikan atau menerima buket wisuda yang cantik dan unik sebagai simbol prestasi dan perayaan. Apakah buket bisa dijadikan tolok ukur suatu prestasi? Oke gapapa klo memang buat perayaan, hanya euforia nya saja saya kira. Membeli atau menerima buket wisuda dapat memberikan kepuasan instan dan pengakuan dari lingkungan sekitar. Namun hal tersebut diatas memicu adanya sifat konsumtif yang nantinya akan berujung pada sifat hedonisme.

Hedonisme adalah pandangan bahwa kesenangan atau kebahagiaan adalah tujuan utama hidup. Orang-orang yang memaksakan untuk hal ini mungkin berpandangan bahwa membeli buket wisuda yang indah dan mahal dapat memberikan kesenangan estetika dan kebanggaan. Gaya hidup yang menekankan pada pembelian barang-barang mewah untuk kesenangan pribadi dapat terlihat dalam pembelian buket wisuda yang mewah dan unik. Wisuda dianggap sebagai momen spesial yang layak dirayakan dengan cara yang istimewa, termasuk memberikan buket bunga yang indah sebagai simbol apresiasi dan kebahagiaan.

Keduanya, FOMO dan hedonisme, mempengaruhi keputusan untuk membeli atau memberikan buket wisuda. Seseorang mungkin merasa terdorong oleh FOMO untuk membeli buket agar tidak ketinggalan tren sosial, sementara yang lain mungkin melakukannya untuk kesenangan dan kebahagiaan pribadi yang lebih hedonistik. Kedua fenomena ini mencerminkan dinamika sosial dan psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam konteks perayaan seperti wisuda. Bukan kah lebih bermanfaat jika uang yang kamu belanjakan untuk orang orang yang membutuhkan?, daripada membeli buket ratusan rupiah yang akhirnya nanti juga dirusak atau akan rusak dengan sendirinya?

Posting Komentar

0 Komentar