Seminar Ngaji Nusantara dalam Kegiatan BEM PTNU

Seminar Ngaji Nusantara dalam Kegiatan BEM PTNU
Oleh : Kurnia Laili Khamida
Anggota Devisi Redaksi LPM GRIP INISNU Temanggung
Sabtu, 10/2/2024 Dewan Eksekutif Mahasiswa INISNU dan AKPER NU Temanggung gelar “Seminar Ngaji Nusantara” dalam rangka Musyawarah Daerah Wilayah Kedu. Dengan tema “Pemuda Sejarah Serta Aktualisasi Pemuda Nahdhotul Ulama” bertempat di aula INISNU Temanggung.
Panitia mengundang Dr. Joni, M.Pd. B.I selaku pusat kajian Budaya dan Kebijakan Publik (PKBKP) sebagai Narasumber pada kegiatan ini. Dihadiri langsung  oleh ketua ketua BEM PTNU se-Karsidenan Kedu dan delegasi Ormawa, UKM, UKK INISNU Temanggung, Koordinator Daerah Kedu, Koordinator Wilayah Jateng, Wakil BEM PTNU se-Nusantara serta di meriahkan dengan hadirnya persembahan Tari dari UKM Teater 11 PM. 
Acara ini juga di hadiri oleh  dan dibuka oleh Rektor INISNU Temanggung, Dr Muh Baehaqi, M.M. yang dalam sambutannya beliau sedikit menyingung tentang peran pemuda menuju Indonesia Emas dan flekaibelitas Nahdhotul Ulama.
“Saya sudah menanyakan  baik dari TNI atau Polri bahkan sampai yang jendral. Saya bertanya ‘seng di segani ke sopo ?’ jawabnya ‘Banser’ Dari hal ini, terbukti NU bisa lebih fleksibel terlebih dalam kegiatan-kegiatan. Kalo jadi Mahasiswa hanya belajar dan belajar tapi kalo banyak kegiatan insyaallah akan di manfaatkan oleh Masyarakat Sekitar.” Paparnya.
Dalam Kesempatan seminar ini Dr Joni, M.Pd., B.I memaparkan materi yang bersumber dari karyanya sendiri  berjudul dan berfokus " Paradigmatik Filantropi-Aswaja Pendekatan Taksonomi jon Bagi Pemuda NU menciptakan Kondisi Kondusif NKRI" yang menceritakan pengalaman-pengalaman pribadinya sebagai supervisior dan pelaku konsep Filantropi-Aswaja.
 “Banyak kalangan intelektual yang sudah rusak intelektualnya. Jadi, coba jadikan NU sebagai penetralisir mengenai hal itu dengan konsep konsep yang belum di konsepkan. Banyak kaum intelektual yang kurang ajar, membohongi masyarakat. Kita NU bisa menjadi penengah dari hal itu. Sekarang ini kita sudah di nodai dan di cederai oleh logika barat. Yang tidak logis dinilai mistis. Ingat, filsafat itu ada dua. Filsafat timur dan filsafat barat. Filsafat timur me-real-kan yang abstrak dan Filsafat barat meng-abstrak-kan yang real. Anda pakai yang mana? Kalo saya yang timur karna saya islam. Buktinya kalo kita pakai Filsafat timur bagaimana kita akan berfikir tentang perjalanan nabi dari masjidil Aqsa sampai sidrotul muntaha ? Bisa bobrok kita” paparannya dalam materi yang disampaikan. 

Posting Komentar

0 Komentar