Bahari Maharaja

“Bahari Maharaja”
Buah karya: Ayu Dina Karisma

Bulat retinaku tersedu
Membulat, menguar akan semburat
Membentuk algoritma dalam publik logika
Malukah rongga dadamu menghapus dosaku?

Ruang hampaku berkata:
Sudahlah, sorot senyumnya bukan untukmu lagi 
Atau, masih adakah pena yang menceritakan ku dalam bukumu?
Atau..
Fatamorgana telah lihai menghapus urat nadi tentangku 

Hahh
Lensa mana lagi yang akan kau tampakkan, Tuan?
Rona mataku telah kelabu melihat kaburmu 
Mungkin lembar gerha kita tlah sirna 
Cagar-cagar itu tlah lusuh, rapuh termakan oleh rayap-rayap sok suci 

Aku
Di tengah tandan yang terus berisik
Berbisik bahwa semua hanyalah kontradiksi
Namun, ragawi berkata..
Ini uni-uni

Hahh
Apa lagi ini, tuan?
Ceritamu sudah lepas landas nan angas 
Bab mana lagi yang harus aku pelajari 
Perutku tlah kenyang akan buih-buih fatwa artifisialmu!

Kini
Biarkan panjiku berdiri sendiri
Tanpa anda bersusah payah untuk menuntunku dalam samudra belangkara

Biarkan aku menari dalam detik kerinduanku pada sang ilahi 
Ia yang Maha Cinta 
Meski pada roda belantara 

Pada rasa yang membawakanku partikel-partikel koloid 
Atas nama cinta
Hausku tlah angas ditelan ombak, Tuan
Raung sukmaku kering belinting termakan angin 

Biarkan wajah kotor ini bersujud
Meski di tengah pertengkaran ribuan tengadah doa manusia
Menikmati candu dalam abjad ayat cinta 
Membelai sajadah dalam rintihan retina 
Pada lorong yang mampu berikan arah
Bahari cinta maharaja


Temanggung, 16 Mei 2025

Posting Komentar

0 Komentar