Oleh: Ridwan Firmansyah, mahasiswa STAINU Temanggung
Kebijakan jaga jarak atau social distancing terkait pandemi virus corona di berbagai tempat mengakibatkan rumah-rumah bordil dan klub penari telanjang ditutup. Para pekerja seks komersial di seluruh dunia terancam kehilangan mata pencaharian sebagai dampak dari wabah tersebut. Di tengah kekhawatiran akan penghasilan serta kesehatan mereka, berbagai cara dilakukan para PSK demi kelangsungan usahanya.
Beberapa diantaranya menawarkan layanan seks via daring, namun ada juga yang mengandalkan bantuan dari lembaga-lembaga amal. Misalnya, yang sudah bekerja sebagai seorang penghibur selama 10 tahun terakhir di Sunan Kuning, sangat berhati-hati dalam memilih dan berhubungan dengan pelanggan-pelanggannya. Namun penyebaran COVID-19 dan anjuran menjaga jarak memicu larangan bertransaksi seksual, membuat dia khawatir berbagai upaya yang dilakukannya akan sia-sia.
"Wajar saya mengatakan bahwa jika saya tidak bekerja selama enam bulan, banyak orang akan melupakan saya," katanya. "Saya tidak dapat menghubungi pelanggan-pelanggan saya dan hanya bisa menggobrol saja dengan mereka. Dalam industri seks itu tidak cukup. Kita perlu menjalin keintiman dan itu tidak mungkin terjadi dalam situasi seperti saat ini."
Sebelum wabah virus corona, sebut saja Bunga, mengatakan bahwa dia mendapatkan penghasilan di atas rata-rata, dan berharap bisa segera melunasi cicilan rumahnya di pinggiran kota Semarang. Kini dia hampir tidak punya penghasilan. Dia sudah mencoba menyesuaikan diri dengan beralih ke layanan seks online, namun menurut dia apa yang dilakukannya tidak bisa menggantikan hubungan fisik.
"Sayangnya, ada hal-hal yang tidak dapat digantikan," ujarnya. "Saya sudah berupaya menawarkan secara online tetapi tidak semua orang mengerti teknologi. Beberapa klien saya bahkan ada yang tidak tahu sama sekali cara menggunakan ponsel." Meski pemerintah daerah sudah memetakan dengan jelas untuk membuka kembali berbagai restoran dan kafe, namun belum ada rencana untuk membuka kembali industri seks.
Ketidakpastian itu, ditambah dengan banyak hal yang tidak diketahui seputar virus itu sendiri, membuat banyak pekerja seks dilanda kecemasan yang mendalam. "Saya takut semua pekerjaan saya akan kembali ke nol dan saya harus memulai dari awal seperti yang saya lakukan ketika pertama kali merintisnya," kata Bunga. Dia juga mengkhawatirkan kesehatan para kliennya. "Apakah mereka akan ada di sana?" katanya. "Banyak hal yang membuat saya bingung." Pemerintah Semarang memberikan bantuan keuangan bagi mereka yang kehilangan mata pencaharian karena krisis COVID-19.
Ini adalah masalah yang dihadapi ratusan pekerja seks di seluruh negara di dunia, menurut Teela Sanders, seorang profesor kriminologi di University of Leicester, Inggris. "Pemerintah sudah sangat baik dalam memberikan perlindungan sosial bagi mayoritas orang, terutama para pelaku wiraswasta, namun para pekerja seks ini tidak termasuk," katanya.
Mereka berisiko terkena denda yang besar atau terpapar virus. "Di negara-negara berkembang, para pekerja seks kerap menjadi tulang punggung keluarga, saudara kandung, anak-anak ataupun kakek-nenek mereka. Jadi ini mempengaruhi seluruh keluarga besar,"
Untuk mencegah prostitusi, pemerintah wajib memastikan bantuan sosial tersalurkan ke lapisan masyarakat yang paling rentan, termasuk kaum perempuan yang miskin. Dengan begitu, mereka tidak akan mudah dijadikan komoditas.
"Pencegahan dalam konteks lebih luas itu pendidikan dan ini jangka panjang. Yang tak kalah penting adalah sosialisasi. Misalnya, di desa-desa ada banyak tawaran pekerjaan saat pandemi ini. Tentu menggiurkan tanpa mereka (perempuan) memeriksa kebenaran informasi tersebut,"
Banyak yang sudah tertipu dengan tawaran-tawaran dari prusahaan yang tidak terjamin, sehingga membuat mereka tertipu. Padahal kalau kita tarik benang merah pandemi ini adalah salah satu cobaan dari tuhan yang maha esa, agar kita inggat dengan yang menciptakan kita.
Tuhan tidak akan memberikan kita kesulitan tanpa ada kemudahan setelahnya, menurut penulis jika para pegawai sek atau portitusi itu sabar dan menerima keadaa mereka akan mendapatkan rezki dari tuhan dengn cara lain.
0 Komentar