Oleh : Asna Mazaya
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetisi. Kurikulum ini muncul akibat pandemi Covid-19. Guru memiliki leluasa untuk memilih berbagai perangkat pembelajaran sehingga pembelajaran bisa sesuai dengan kebutuham belajar dan minat peserta didik.
Akan tetapi belum semua sekolah menggunakan Kurikulum Merdeka karena masih menggunakan kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum Merdeka ini berjalan kurang lebih sekitar 2 tahun di Indonesia. Beberapa sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka seperti sekolah negri yang berada. Sekolah yang sudah menerapkan IKM adalah sekolah yang sudah lolos menjadi sekolah penggerak.
Program sekolah penggerak merupakan upaya mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila. Untuk mencapai sekolah penggerak pun harus melalui rangkaian seleksi yang sangat ketat. Tidak semua sekolah bisa langsung lolos mengikuti seleksi sekolah penggerak, bahkan ada yang berkali kali mengikuti tes baru lolos. Sekolah yang lolos menjadi sekolah penggerak wajib menerapkan IKM dalam pembelajaran mulai tahun ajaran baru.
Ciri khas IKM adalah adanya kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang harus dilaksanakan oleh peserta didik. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai bentuk implementasi dari kurikulum merdeka. Terdapat tujuh tema dalam P5 yang tersedia dalam kurikulum merdeka. Ketujuh tema tersebut yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, serta Kewirausahaan. Sebelum kegiatan P5 dilaksanakan, sekolah hendaknya terlebih dahulu membentuk tim proyek yang beranggotakan oleh Bapak/Ibu guru di sekolah tersebut yang terdiri atas tujuh orang tim guru di setiap tema proyek atau sesuai dengan jumlah tema yang dipilih oleh setiap sekolah. Tim proyek tersebut merupakan penanggung jawab keterlaksanaan kegiatan proyek P5 di setiap tema yang akan dilakukan.
Meskipun demikian, seluruh Bapak/Ibu guru hendaknya juga akan terlibat dalam pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tersebut. Setelah pelaksanaan serangkaian kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila setiap tema, hendaknya sekolah mengevaluasi dari setiap pelaksanaan kegiatan P5 tersebut dari kepala sekolah maupun Bapak/Ibu guru pelaksana. Adanya evaluasi tersebut untuk menganalisis kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan proyek dan selanjutnya mencari solusi dari adanya kendala tersebut. Hal tersebut akan berguna untuk kegiatan proyek selanjutnya agar dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuan yang diharapkan.
Beberapa hambatan yang sering terjadi di sekolah yang telah melaksanakan implementasi kurikulum merdeka seperti:
Persiapan kepala sekolah yang belum maksimal dalam menghadapi penerapan kurikulum merdeka;
Sarana dan prasarana sekolah yang belum lengkap;
Guru belum memahami terkait administrasi baru yang sesuai dengan kurikulum merdeka;
Keterbatasan sumber atau bahan ajar guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa karena kebanyakan guru belum membuat modul pembelajaran sendiri yang sesuai dengan kondisi siswa; dan
Guru masih berpatokan dengan buku teks pelajaran dalam penerapan kurikulum merdeka sehingga dalam memberikan materi kepada siswa masih terbatas.
Berdasarkan hambatan atau kendala yang terjadi dalam implementasi kurikulum merdeka, maka dapat diberikan solusi untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu seperti:
Sekolah hendaknya semaksimal mungkin melengkapi sarana dan prasarana yang memadahi guna menunjang keberhasilan pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka;
Mengadakan bimbingan kepada pengawas sekolah untuk meminta arahan terkait pelaksanaan kurikulum merdeka yang efektif;
Mengadakan bimbingan teknis (bimtek) untuk para guru terkait kurikulum merdeka dengan narasumber yang kompeten dibidangnya;
Mengadakan pelatihan untuk Bapak/Ibu guru secara berkala untuk meningkatkan kemampuan Bapak/Ibu guru terkait pengembangan sumber/bahan pelajaran dan pengembangan media pembelajaran yang berbasis digital.
Kepala sekolah dan tim proyek sebaiknya secara rutin berkoordinasi dan mengevaluasi kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Tim proyek sebaiknya saling berkoordinasi dalam mengkondisikan siswa di lapangan agar pelaksanaan kegiatan P5 dapat berjalan kondusif.
0 Komentar