Oleh.Geya Ali Haidar
Deraian jiwa berkoar orasi di hadapan punggawa negeri
Penuh kecaman dalam kemelut demokrasi
Sebilah belati menjadi saksi
jika pertiwi tengah mengais lara di ujung bumi
Ku perhatikan, perlahan lahan terbuka pintu istana
Gerombalan kurcaci itu dengan jas kebangganya mulai berdiri
Bak heroik seorang kesatria mereka mengoceh seolah simpati
Gegap gempita Muak hatiku ingin sekali mereka aku caci maki
Entah bagaimana negara ku porak poranda
Nirmala ini telah tertikam raja angkara murka
Rakyat yang menghina luluh penuh derita
Mereka penguasa tertawa lepas tanpa dosa
Dari ku yang serendah rendahnya tahta mu
Yang tiap ucapanya hanya berbau umpatan oleh lisan ku yang bisu
Dari ku yang lemah selemah lemah nya kuasamu
Yang deritanya hanya sebatas ilusi untuk dapat engkau sadari
Kepadamu
"Haruskah aku kubur keadilan ?
karena mungkin dia telah lama mati tertikam putranya sendiri”
0 Komentar