Haul Gus Dur ke-15 : Konsekuensi dari Sains Modern yang Tidak Harmonis dengan Alam




Temanggung, 22 Januari 2025 —  Haul Gus Dur ke-15 diadakan oleh Gusdurian yang berkolaborasi dengan beberapa organisasi. Dengan rangkaian acara dimulai dari donor darah cek kesehatan, diskusi publik dengan tema: Agama untuk Kemanusiaan dan Krisis Iklim, lalu ditutup dengan acara doa bersama lintas iman, pentas teater, serta Ngobras. Acara yang dihadiri oleh peserta yang antusiasnya terlihat dari beberapa rangkaian acara yang ramai dihadiri. 

Dalam diskusi publik yang menghadirkan 3 narasumber, di antaranya Bapak Dwiana Novianto sebagai DPRKPLH Kab. Temanggung, Ibu Levi Toa Fannie sebagai leader WCD Kab. Temanggung, dan Bang Ali perwakilan Gusdurian Temanggung. Diskusi yang dibahas mengenai agama untuk kemanusiaan dan krisis iklim diutarakan oleh Bang Ali sebagai perwakilan Gusdurian Temanggung "Kenapa harus ada kerusakan? Karena itu sebagai kesempatan untuk memperbaiki." Dan ujar Bapak Dwiana Novianto bahwa "Ayo kita jaga alam, maka alam jaga kita." Sesuai fenomena yang terjadi di Temanggung yaitu kemunculan MEP (Monyet Ekor Panjang) di beberapa daerah yang merusak tanaman milik penduduk setempat dikarenakan mereka kehilangan habitat asalnya sebagai konsekuensi dari sains modern yang tidak harmonis dengan alam.

Ujar ketua panitia, Ziko Risky bahwasanya acara yang diadakan sebagai bentuk tindak lanjut RAKERNAS Gusdurian di Surabaya yang berupaya agar masyarakat atau tokoh agama sadar akan kemanusiaan dan krisis iklim, tetapi dalam pelaksanaannya menurut Ibu Nur sebagai peserta, informasi mengenai acara ini masih kurang terutama dalam woro-woro ke dalam masyarakat sekitar.

Gusdurian sebagai wadah menampung aspirasi lewat diskusi publik dan aksi kemanusiaan lewat donor darah cek kesehatan serta do'a lintas iman.


Oleh : Khilsya, Marsha, dan Bahir.

Posting Komentar

0 Komentar