Kehidupan dalam sebuah negara ataupun wilayah pasti kita memiliki beberapa perbedaan, diantaranya perbedaan Ras, Suku, Bahasa, Budaya, Agama, dan lain halnya. Perbedaan di Indonesia sering kali mengakibatkan disinntegrasi bangsa, salah satunya adalah perbedaan agama, dalam perbedaan agama yang mengakibatkan disintegrasi bangsa yang seharusnya dalam perbedaan tersebut dapat menjadikan integrasi bangsa, toleransi, ataupun kerja sama antar anggota ataupun golongan. Di Indonesia sendiri, yang merupakan negara yang masuk kedalam 5 peringkat negara di dunia dengan penduduk terpadat tentunya memiliki banyak perbedaan atau dapat dikatakan negara multicultural, perbedaan yang terjadi sering kali menimbulkan masalah antar golongan yang mengakibatkan adanya disintregasi bangsa, salah satu perbedaannya adalah perbedaan agama. Di Indonesia yang merupakan negara multicultural, tentunya memilki keberagaaman agama, agama yang diakui semenjak penerimaan agama secara hukum pada saat pemerintahan presiden ke-4 kita yaitu Bapak K.H Abdurahman Wachid atau kita kenal dengan sebutan Gus Dur meresmikan agama ke-6 di Indonesia yaitu agama Kong Hu Chu, hingga agama yang diakui di Indonesia terdapat 6 agama, diantaranya adalah Agama Islam, Kristen Prostestan, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu.
Gus Dur sebagai salah satu mantan presiden di Indonesia merupakan symbol toleransi, bahkan semenjak meninggalnya beliau pada 30 Desember 2009, toleransi yang pernah beliau terapkan menjadi panutan bagi warga negara Indonesia, salah satunya dengan Gerakan Gusdurian, yang merupakangerakan yang lahir untuk melanjutkan nilai-nilai perjuangan Gus Dur. Belum lama ini diadakan Haul Gus Dur yang ke-15 di Temanggung pada Rabu, 22 Januari 2025, yang diadakan oleh Gerakan Gusdurian yang berkolaborasi dengan beberapa organisasi, Haul Gus Dur yang ke-15 ini menunjukan toleransi bahwasanya di Temanggung sudah tercipta kerja sama atau toleransi antar agama. Acara yang digelar pada Haul Gus Dur ke-15 ini diantaranya adalah Donor Darah dan Cek Kesehatan yang menujukan sikapkemanusiaan dan acara yang diadakan pada malamnya, Do’a Lintas Iman yang menunjukan bahwasanya kita walau bukan saudara atas dasar keimanan tetapi kita adalah saudara kemanusiaan. Do’a yang dilaksanakan dipimpin oleh beberapa pemimpin agama di Temanggung. Acara yang diadakan pada rabu malam tersebut menjadi gambaran bahwasanya Haul bukan hanya seperti dipemikiran khalayak ramai bahwasanya Haul hanya berisikan pengajian dan do’a Bersama umat Islam, melaikan dalam pelaksanaan Haul yang sudah terlaksana pada Haul Gus Dur ke-15 ini menunjukan toleransi yang terjalin di masyarakat Temanggung masih terlihat.
Oleh: Dwi Marsha Z J
0 Komentar