Di Mana Hatiku Kusembunyikan?

Di Mana Hatiku Kusembunyikan?

Wahai malam,

peluklah lelaki yang patah di dadanya sendiri.

Sebab cintanya telah pergi

seperti burung yang tak kembali kepada sarang

meski senja memanggilnya dengan cahaya terakhir.


Ia berkata kepada kesepian:

“Engkaulah sahabatku yang paling jujur

kepadamu aku menitipkan duka

yang tak bisa kutitipkan pada manusia.”


Dan kesepian menjawab:

“Bukan cintamu yang hilang,

tetapi dirimu yang belum kau temukan.”


Maka lelaki itu berdiri,

hatinya rapuh seperti daun kering

yang masih berharap pada angin

untuk mengajarinya menari sekali lagi.


Ia menatap langit,

dan mengerti bahwa luka

adalah alfabet pertama

dari Bahasa yang digunakan Tuhan

untuk menulis hikmah ke dalam jiwa manusia.


Pena Amerta

Temanggung, 10 Desember 25


Posting Komentar

0 Komentar