MODAL BAHENOL, PRESTASI ENOL


Seorang pria cerdas permah berkata, “Perihal lekuk tubuh saya tidak tertarik, tapi soal isi kepala saya suka.”

"Lihatlah tubuhku, lekuk-lekuk indah mempesona, mata para pria akan memandang menganga dan mulutnya penuh dengan busa." Mungkin demikianlah pemikiran dari mahasiswi-mahasiswi bahenol yang acap kali berpakaian ketat sehingga lekuk tubuhnya terlihat, aduhay mereka kira model tubuh adalah modal untuk mendapatkan sanjungan dan kekaguman. Padahal mereka hanya terlihat seperti anak ayam yang sedang dipandangi gejolak nafsu oleh serigala berhidung belang.

    “Akulah srikandi.” katanya,

    “Pftttt Srikandi?"

    Mungkin lebih cocok Srikindi, Srikandi adalah sosok wanita mahal yang tidak mengumbar tubuhnya pada nafsu-nafsu para pria, ia sosok wanita yang kuat, cerdas, dan berani. Sosok wanita agung yang mana menjadi simbol atas digdaya dan berdayanya seorang wanita, mungkinkah sosok demikian akan disandingkan dengan mahasiswi modal bahenol?

    Bahenol adalah anugerah Yang Kuasa, namun tubuh hanyalah wadah. Apa artinya wadah jika dia tidak ada isinya, sebuah cangkir yang indah dengan potongan dan corak yang khas. Bagaimana jika cangkir itu tidak diisi air? Maka cangkir itu tidak berharga.  Apalah arti sebuah cangkir, jika bukan sebagai wadah untuk meminum air? Pajangan? Sungguh cangkir itu akan kalah dengan emas dan perak.

    Begitupula dengan wanita, dia terlihat sexy aduhay, namun otaknya kosong. Maka anugerah tubuh yang diberikan Tuhan tidak berharga. Dan apakah anugerah Tuhan itu layak untuk dipamerkan? Sungguh seperti sebuah permen murahan atau lebih layaknya permen gratisan yang dihinggapi oleh semut-semut hitam yang mencicipi manis tubuhnya, sudah tidak berharga dan kehilangan marwah harga dirinya.

    Di dalam agama sang penulis (Islam Garis Kiri) Tidak semua wanita mahal. Tapi wanita yang mahal adalah wanita yang mencintai dirinya dan menjaga diri untuk seseorang yang layak untuknya. Berbeda dengan yang murah, sudah diberi banyak kekhasan dan banyak hal tentang keperempuanan yang perlu dijaga tapi dia tak menjaganya

    Bahkan syariat Islam begitu mengangkat derajat perempuan. Semisal dengan liang kuburnya, liang kubur laki-laki dan perempuan berbeda. Liang kuburnya lebih dalam perempuan dengan pertimbangan jika suatu saat terjadi bencana aurat wanita tidak tersingkap atau terbuka. Padahal hanya se-onggok mayat yang tidak mempunyai jiwa, namun sayangnya kebanyakan wanita malah secara tidak langsung menjatuhkan martabatnya secara suka rela. Ini sekecil tentang mahal dan murahnya aurat. Belum lagi tentang harga diri, value, prestasi, dan lain sebagainya.

    “Mayat prempuan saja dijaga malah yang hidup dengan mudahnya menurunkan harkat nya.”  -Kurnia Laili

    Ini bukan hanya soal lekuk tubuh, tapi bagi wanita yang mampu berfikir mereka akan menjaga tubuhnya. Maka kita sedikit menarik kesimpulan bahwa wanita yang mahal dan bermartabat adalah wanita yang mampu berfikir cerdas, bukan wanita yang memamerkan gelora manis tubuhnya untuk dicicipi oleh mata mata hidung belang, apalagi mereka yang menilai sesuatu dari warisan ayah ibunya, mereka yang memilah pria hanya dari segi motornya.

    Apakah Blitz Kuning tertarik dengan wanita demikian?

    TIDAKK!!!

    Jangankan Blitz Kuning sekelas Pulsar dan CRF saja enggan dengan wanita demikian.

    Al-Muftada pernah bertanya kepada ibunya, “Ibuku, mengapa wanita harus cerdas?”

    Dengan seringai dan rona mata hangat, ibunya berkata, “Kalau tidak cerdas ..... bagaimana bisa mengatur sistem menjadikan salah satu pertimbangan dalam hal apapun? Kalau tidak cerdas bagaimana mungkin perempuan lain akan termotivasi? Kalau tidak cerdas bagaimana mungkin diandalkan oleh kaum laki-laki sebagai madrasah pertama anak? Kalau tidak cerdas mana mungkin penghuni bumi  menghargai dan menganggap ada kaum perempuan? Anakku, Perempuan adalah peradaban. Jika ingin menghancurkan sebuah peradaban maka hancurkanlah moral anak-anak perempuannya terlebih dahulu, karena jika anak-anak perempuannya rusak maka bisa hancurlah peradaban itu. Anakku, mengapa bahasa di dunia ini disebut bahasa ibu? karena semua manusia yang lahir dari rahim ibu, dia mampu berbicara dengan bahasa manusia karena diajari oleh perempuan yang disebut ibu. Anakku, mengapa wanita harus cerdas? karena dialah yang mampu memberikan pendidikan kepada anak-anaknya untuk menjadi seorang yang hebat, bukankah di balik kehebatan seorang manusia ada wanita di belakangnya?" Demikianlah sajak-sajak kebajikan dari Ibu sang Muftada, memberi transendensi atas jiwa-jiwa patriaki. Perempuan adalah benih, jika ia dirawat dengan cinta, maka tumbulah pohon yang rimbun yang menghasilan buah-buah dan benih yang kuat.

    Tulisan ini akan saya tutup dengan ungkapan seorang aktivis perempuan asal Pakistan, dalam bukunya dia berkata “Hal paling indah dari sebuah kapal adalah ketika ia ditambatkan di dermaga, dia begitu cantik bermandikan cahaya, tapi sebuah kapal tidak pernah diciptakan untuk ditambatkan di dermaga, sebuah kapal diciptakan untuk menghajar gelombang membelah lautan.” Benazir Bhutto.

    Begitu pula dengan perempuan, dia terlihat bahenol, imut, cantik, gagah bukan karena kecantikan luarnya, karena kecantikan sejati seorang wanita adalah ketika ia mampu memberikan sumbangsih atas persoalan-persoalan dan lautan dinamika di lingkungannya, dan dia yang mampu untuk untuk berproses menjadi manusia yang cerdas dan luhur, Wanita Srikandi, Kartini, Benazir Bhutto, Aisyah R.a, Fatimah, Marsinah dan perempuan-perempuan hebat yang berdiri di kakinya sendiri.

   Tulisan ini ditujukan kepada yang menghina (Jupiter Kuning) Kawasaki Blitz Kuning.

Posting Komentar

0 Komentar