Sasongko Poernomo: Temanggung Berdaya sejak Zaman Pergerakan

Pada tahun 1899 seorang jaksa di Temanggung membentuk kelompok baca, jaksa tersebut adalah Tjokro Adi Koesoemo yang kelak menjadi bupati ke-5 Temanggung, dengan tujuan membuka perpustakaan pribadi untuk priyayi di daerah Temanggung menjadi taman baca serta ruang diskusi. Pada tahun 1905 bulan Maret kelompok baca ini resmi bernama 'Sasongko Poernomo' yang beranggotakan 22 orang dengan syarat setiap anggota harus membayar 2 gulden bagi (lijd besar-priyayi kalangan atas) atau 0,7 gulden (lijd kecil-priyayi kalangan bawah) dan pada masa itu Tjokro Adi Koesoemo selaku pemimpin Sasongko Poernomo sudah mengadakan program pakansi atau trip, bagi anggota lijd besar mendapat uang saku setidaknya 66 gulden dan lijd kecil 33 gulden.

Kepedulian priyayi Temanggung terhadap pendidikan terbukti dengan berkembangnya Sasongko Poernomo pada tahun 1907 dengan bertambahnya anggota menjadi 76 lalu pada masa pemerintahan Tjokro Soetomo tahun 1908 Sasongko Poernomo pindah ke Pendopo yang sekarang dikenal sebagai Pendopo Pengayoman. Keberlangsungan Sasongko Poernomo ini tidak hanya berhenti pada pemerintahan Tjokro Adi Koesoemo, dilanjutkan oleh Tjokro Soetomo yang merupakan menantunya, pada masa kepemimpinannya yang progresif dengan melek pendidikan (peduli terhadap pendidikan) di Temanggung menuai beberapa program untuk kemajuan mayarakat Temanggung, di antaranya mencegah stunting atau gizi buruk, pernikahan dini, diskusi untuk pemajuan bidang pertanian dan peternakan dengan mengundang orang yang ahli di bidangnya dibantu oleh istrinya Edina, yang pernah mengajar di Kartini Madiun dengan semangat menerapkan ilmu yang didapatkan untuk memajukan pendidikan di daerah asalnya, Temanggung. Bahkan berhasil menggerakkan pelajar-pelajar di Temanggung untuk menghadiri festival anak yang berhasil mengumpulkan 700 anak sekolah (MULO, HIS, dan ELS) dari berbagai daerah di Temanggung pada masa itu. 

Pemerintah Hindia Belanda pada masa itu merasa segan terhadap komunitas literasi Sasongko Poernomo yang terlihat sangat progresif di bawah kepemimpinan bupati Tjokro Adi Koesoemo dan Tjokro Soetomo. Sehingga disebut sebagai salah satu organisasi pergerakan di Jawa Tengah. Bahkan, organisasi pergerakan nasional Boedi Oetomo sempat ingin menjadikan Sasongko Poernomo sebagai Boedi Oetomo cabang Temanggung, namun ditolak oleh Tjokro Soetomo selaku pemimpin Sasongko Poernomo dengan alasan penggantian nama Sasongko Poernomo menjadi Boedi Oetomo.

Posting Komentar

0 Komentar